Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi virus corona membuat realisasi ekspor batubara Indonesia merosot tajam. Berdasarkan data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), volume ekspor batubara hingga Juli 2020 hanya 238 juta ton dengan nilai US$ 10,13 miliar.
Menurut Menteri ESDM Arifin Tasrfin, jumlah tersebut turun 11% dibandingkan realisasi volume ekspor pada periode Januari-Juli 2019 yang sebesar 266 juta ton. Setali tiga uang, nilai ekspor batubara juga anjlok 22% dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang sebesar US$ 12,36 miliar.
"Penurunan kinerja ekspor batubara disebabkan dampak pandemi Covid-19, yang mengakibatkan penurunan kebutuhan batubara di pasar global," jelas Arifin secara daring dalam rangkaian acara 30 tahun Perhapi, Senin (14/9).
Dia menggambarkan, kebutuhan batubara di pasar Indonesia turun 20% dan Korea Selatan melorot 15%. "Juga adanya kebijakan negara importir utama batubara seperti India dan China yang lebih memprioritaskan batubara produksi dalam negerinya," ungkap Arifin.
Baca Juga: Bagini kata Menko Luhut soal hilirisasi batubara menjadi DME dan metanol
Arifin menambahkan, pandemi Covid-19 juga berdampak terhadap penurunan produksi batubara nasional. Kata dia, pandemi ini mengakibatkan penurunan tren harga batubara, anjloknya permintaan secara global, serta keterbatasan akses dan mobilitas.
Alhasil, realisasi produksi batubara hingga bulan Agustus lalu turun 11% secara year on year (yoy) menjadi 362 juta ton. Padahal di delapan bulan pertama 2019, produksi batubara capai 409 juta ton.
Asal tahu saja, realisasi produksi di periode Januari-Agustus 2020 ini setara dengan 66% dari target produksi batubara nasional yang dipatok sebesar 550 juta ton. Meski begitu, Kementerian ESDM tidak mengubah outlook produksi batubara nasional hingga akhir Desember 2020, yakni tetap sebesar 550 juta ton.
Dengan kondisi pandemi, sejumlah perusahaan tambang batubara dengan kualitas kurang dari 4.000 kkal (gar) dan tidak memiliki kontrak jangka panjang, lebih memilih untuk mengurangi atau menghentikan produksi. Sebab, biaya produksi sudah lebih tinggi daripada harga jual.
Asal tahu saja, pada September ini, Harga Batubara Acuan (HBA) ditetapkan sebesar US$ 49,42 per ton. Nilai HBA ini menjadi yang terendah sejak sejak tahun 2009.
Selanjutnya: Menteri ESDM paparkan proyek-proyek hilirisasi batubara, ini daftarnya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News