kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menteri ESDM paparkan proyek-proyek hilirisasi batubara, ini daftarnya


Senin, 14 September 2020 / 17:59 WIB
Menteri ESDM paparkan proyek-proyek hilirisasi batubara, ini daftarnya
ILUSTRASI. Menteri ESDM Arifin Tasrif


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengklaim, peningkatan nilai tambah atau hilirisasi batubara bakal menjadi prioritas pemanfaatan batubara sebagai sumber energi.

Menurut dia, hal itu juga menjadi bagian dalam upaya konservasi batubara. "Pengutamaan kepentingan dalam negeri salah satunya melalui optimalisasi pemanfaatan batubara kualitas rendah dan upaya hilirisasi diharapkan menjadi paradigma baru industri pertambangan nasional," papar Arifin secara daring dalam rangkaian acara 30 tahun Perhapi, Senin (14/9).

Paling tidak, saat ini ada empat jenis peningkatan nilai tambah batubara yang direncanakan akan terealisasi dalam beberapa tahun ke depan. 

Pertama, coal upgrading. Arifin memaparkan, target penambahan tiga fasilitas coal upgrading di PT. ZJG Resources Technology Indonesia pada tahun 2024, 2026, dan 2028, dengan kapasitas masing-masing sebesar 1,5 juta ton per tahun.

Baca Juga: Bagini kata Menko Luhut soal hilirisasi batubara menjadi DME dan metanol

Kedua, gasifikasi batubara atau proyek coal to Dimethyl Ether (DME). Proyek ini akan dikerjakan oleh konsorsium PT Bukit Asam Tbk (PTBA) yang direncanakan akan beroperasi pada 2024. "Itu menghasilkan DME untuk mensubstitusi LPG," jelas dia.

Berikutnya, proyek gasifikasi batubara dalam bentuk coal to methanol yang akan dikerjakan oleh PT KPC. "Ke depan, bukannya tidak mungkin produk-produk pupuk dari batubara, yang mana di negara China ini sudah dilakukan," sambungnya.

Ketiga, pembuatan briket. Menurut Arifin, PTBA akan melakukan penambahan pabrik briket pada tahun 2026 dan 2028 dengan kapasitas 20.000 ton per tahun.

Keempat, cokes making. Arifin bilang, PT Megah Energi Khatulistiwa (MEK) menargetkan penambahan dua fasilitas cokes making pada tahun 2026 dan 2028 dengan kapasitas sekitar 1 juta ton.

Baca Juga: Pemerintah ajak masyarakat sukseskan Gerakan Nasional Sejuta Surya Atap

Adapun, saat ini terdapat enam pabrik pengolahan hilirisasi batubara yang eksisting. Pertama, pengolahan briket PT Thriveni di Banyuasin, Sumatra Selatan (Sumsel) dengan produk 79.000-85.000 ton per tahun. Kedua, pabrik pengolahan briket PTBA di Tanjung Enim, Sumsel dengan produksi 10.000-20.000 ton per tahun.

Ketiga, pabrik pengolahan briket PTBA di Tarahan, Lampung dengan produk 7.000 ton per tahun. Keempat, PT ZJG Resources Technology yang memproduksi 100.000 ton briket per tahun di Kalimantan Utara. Kelima, semi coking coal plant (semi kokas) PT MEK di Kalimantan Utara. Keenam, semi kokas PT Prima Coal Chemical di Kalimantan Tengah.

Selanjutnya: Begini perkembangan akuisisi tambang batubara yang dilakukan PLN

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×