kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.290.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.653   0,00   0,00%
  • IDX 8.164   -20,19   -0,25%
  • KOMPAS100 1.136   -7,73   -0,68%
  • LQ45 832   -5,41   -0,65%
  • ISSI 282   -1,61   -0,57%
  • IDX30 437   -3,69   -0,84%
  • IDXHIDIV20 503   -5,62   -1,10%
  • IDX80 128   -0,88   -0,68%
  • IDXV30 136   -1,98   -1,44%
  • IDXQ30 139   -1,42   -1,01%

Udang Indukan Lokal Siap Bersaing


Senin, 02 Maret 2009 / 11:11 WIB
Udang Indukan Lokal Siap Bersaing


Sumber: KONTAN | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Sekarang saatnya petambak udang memetik hasil. Pengembangbiakan udang jenis Vaname Unggul 1 alias VU 1 di pusat pemuliaan induk udang nasional di Gelung, Situbondo, telah menuai hasil. Dampaknya bisa menekan ongkos produksi, lantaran udang unggul produksi Gelung jauh lebih murah ketimbang induk yang didatangkan dari Amerika Serikat (AS).

Selama ini, cukup banyak petambak udang skala kecil terpaksa menutup usahanya lantaran tidak mampu membeli induk udang asal AS yang harganya mencapai Rp 400.000 per ekor. "Sekitar 80% petambak udang skala kecil di Lampung terpaksa menutup usahanya, sementara di Jawa Timur mencapai 20% akibat harga udang induk asal AS yang mahal," ujar Ketua Shrimp Club Indonesia Iwan Susanto, Minggu (1/3).

Dengan adanya induk lokal berharga miring tersebut, Iwan memperkirakan petambak bisa menata kembali usahanya yang sempat tutup. Untuk itu, Iwan minta pemerintah segera memasyarakatkan induk lokal tersebut agar petambak segera beralih menggunakan udang VU 1. "Kalau perlu, gandeng perusahaan untuk memasarkan induk lokal supaya tidak terus tergantung pada indukan impor," tandas Iwan.

Saat ini, pusat pemuliaan induk udang nasional di Gelung telah siap memasarkan udang hasil perkawinan silang antara induk udang unggulan lokal dengan induk udang impor berukuran 50 (VU 1). Untuk tahap awal, pemerintah siap melempar 35.000 induk VU 1 dengan harga Rp 50.000 per ekor, jauh di bawah harga indukan impor. "Pasti, ini bisa menekan ongkos produksi petambak," ujar Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Departemen Kelautan dan Perikanan, Made L Nurdjana.

Made menegaskan, dengan adanya udang VU 1, para petambak tak perlu lagi membeli induk impor asal AS. Pusat pemuliaan di Gelung juga telah siap memproduksi ribuan induk udang untuk kebutuhan para petambak. "Dalam satu tahun, kami siap memproduksi 500.000 indukan VU 1, berapa pun minta, kami sudah siap memenuhi," kata Made.

Selain di Gelung, pemerintah juga sudah menyiapkan pusat pemuliaan udang VU 1 di Karangasem, Bali. "Di Bali, fasilitas pemuliaan sudah siap, kami tinggal memproduksi," tandas Made. Dengan begitu, produksi VU 1 akan bertambah besar, sehingga mampu memenuhi kebutuhan petambak yang mengalihkan pemakaian indukan impor menjadi indukan lokal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×