Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Noverius Laoli
Jika diakumulasikan, dalam tujuh bulan pertama 2022, UNTR mencatatkan penjualan alat berat sebanyak 3.399 unit. Angka ini naik 117,32% dari realisasi penjualan pada periode yang sama tahun lalu yang hanya 1.564 unit.
Kenaikan kinerja juga terlihat pada segmen penjualan batubara yang dijalankan oleh anak usaha UNTR, yakni Tuah Turangga Agung (TTA). Pada Juli 2022, TTA membukukan penjualan 765.000 ton batubara, naik 14,86% dari realisasi penjualan di Juni 2022 sebesar 666.000 ton.
Namun, jika diakumulasikan, dalam tujuh bulan pertama 2022, UNTR membukukan penurunan penjualan batubara sebesar 7,5%, dari semula 7,11 juta ton menjadi 6,57 juta ton.
Manajemen mengatakan, menurunnya volume penjualan TTA disebabkan oleh adanya larangan ekspor batubara yang sempat diterapkan pemerintah pada awal 2022.
Baca Juga: Permintaan Sektor Tambang Meningkat, UNTR Kerek Target Penjualan Alat Berat
Di segmen kontraktor tambang, anak usaha UNTR yakni Pamapersada Nusantara (Pama) memproduksi 10,5 juta ton batubara pada Juli 2022, naik 7,14% dari produksi di bulan sebelumnya sebesar 9,8 juta ton. Sementara itu, Pama mencatatkan volume pengupasan lapisan alias overburden (OB) removal sebesar 82,4 juta bank cubic meter (bcm), stabil dari bulan sebelumnya.
Secara akumulasi, produksi OB removal UNTR sepanjang tujuh bulan pertama 2022 naik 6,9% menjadi 519,2 juta bcm. Meski demikian, volume produksi batubara terpantau turun 12,04% dari semula 68,9 juta ton menjadi 60,6 juta ton.
Terakhir, pada bulan Juli 2022, volume penjualan emas dari tambang Martabe melalui anak usaha UNTR yakni PT Agincourt Resource naik 8,7% menjadi 25.0000 Gold Equivalent Ounces (GEOs). Namun jika diakumulasikan, penjualan emas sepanjang tujuh bulan pertama 2022 menurun 17,37% dari semula 203.754 GEOs menjadi 168.351 GEOs.
“Penurunan ini disebabkan adanya penurunan kadar emas yang ditambang,” kata Sara K.Loebis, Sekretaris Perusahaan UNTR di kesempatan yang sama.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News