kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.921   9,00   0,06%
  • IDX 7.199   58,54   0,82%
  • KOMPAS100 1.106   11,37   1,04%
  • LQ45 878   11,64   1,34%
  • ISSI 221   1,06   0,48%
  • IDX30 449   6,23   1,41%
  • IDXHIDIV20 540   5,82   1,09%
  • IDX80 127   1,42   1,13%
  • IDXV30 134   0,44   0,33%
  • IDXQ30 149   1,71   1,16%

Upah buruh Indonesia lebih tinggi dari negara lain


Senin, 14 Oktober 2013 / 16:30 WIB
Upah buruh Indonesia lebih tinggi dari negara lain
ILUSTRASI. Harga Saham Melemah, Analis Rekomendasi Beli BBTN, Simak Alasannya


Reporter: Emma Ratna Fury | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Keinginan para buruh meminta upah lebih besar dari yang diberikan saat ini masih menuai pro dan kontra. Pasalnya, kenaikan upah ini bakal membuat pengusaha mengalihkan produksinya di negara lain yang upah tenaga kerjanya lebih rendah.

Saat ini saja, upah tenaga kerja di Indonesia sudah dirasa paling tinggi jika dibandingkan dengan negara-negara lain di kawasan Asia lainnya.

"Upah di Jakarta saat ini sudah sebesar Rp 2,2 juta atau sekitar US$ 200 dalam satu bulan, upah itu sudah tinggi," Kata Sofjan Wanandi Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia di Jakarta, Senin (14/10).

Sofjan mencontohkan di Kamboja dan Myanmar yang upah pokok tenaga kerjanya masih berada di kisaran US$ 40 per bulan, atau jauh lebih rendah dibandingkan upah tenaga kerja di Indonesia.

Belum lagi, upah tenaga kerja di indonesia tersebut masih ditambah dengan tunjangan-tunjungan lainnya. Seperti tunjangan kesehatan (Jamsostek), uang transportasi, uang makan, serta tunjangan hari raya. "Tambahan tunjangan itu sekitar 30% dari gaji pokok," imbuhnya.

Nah, jika upah di Indonesia di naikan lebih tinggi lagi, maka bukan tidak mungkin investor asing akan memindahkan pabriknya ke luar Indonesia tetapi masih dikawasan Asia.

Beberapa negara yang menjadi incaran investor untuk membuka pabrik, menurut Sofjan diantaranya Vietnam. Vietnam menurutnya banyak di incar oleh investor, khususnya untuk industri elektronik.

Sedangkan untuk pabrik garmen, Kamboja, Myanmar, dan Bangladesh akan menjadi pilihan. Lain lagi dengan Malaysia dan Thailand yang menurut Sofjan di incar investor untuk pabrik perangkat teknologi informasi.

Jika ini yang terjadi, menurutnya akan banyak pengangguran di Indonesia. "Yang lebih parah lagi, tenaga kerja kita nantinya dikirim sebagai TKI di negara lain," imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×