Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Perdagangan (Kemendag) mengatakan akan terus mendorong ekspor kopi, teh hingga kakao ke Inggris. Hal ini terus dilakukan mengingat potensi pasar Inggris yang besar dan pemulihan yang terus berlangsung di negara tersebut.
"Kita akan terus mendorong supaya pasar inggris dari 3 komoditas ini bisa dimaksimalkan dan ditingkatkan karena pemulihan akan mulai berjalan, tadi sudah disampaikan akan ada pencabutan lockdown yang sudah berjalan dari Januari. Itu tandanya akan ada relaksasi kegiatan, termasuk aktivitas ekonomi yang mungkin kita juga harus siap-siap memasoknya," ujar Dirjen Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag, Kasan, Kamis (17/2).
Menurut Kasan, Indonesia bisa memanfaatkan negara seperti Inggris untuk meningkatkan ekspor ketiga komoditas ini. Kasan juga menyebut terdapat beberapa hal yang bisa menjadi perhatian pelaku usaha untuk mendorong ekspor ke Inggris, mulai dari aspek keberlanjutan, lingkungan hingga penceritaan (story telling).
"Hal-hal yang diinginkan buyer menjadi suatu keharusan agar produk mendapatkan akses yang cukup baik, sehingga penjualan meningkat.
Baca Juga: Mayora Merajai Pasar Ekspor, Simak Rekomendasi Saham MYOR
Sementara itu, Atase Perdagangan KBRI London Mochamad Rizalu Akbar mengatakan bahwa Indonesia memiliki peluang yang besar untuk memperluas pasar kopi, teh dan kakao ke Inggris. Hal ini melihat persentase ekspor ketiga komoditas tersebut masih cukup kecil.
Dia menyebut, ekspor kopi tujuan Inggris di 2020 hanya sekitar US$ 39 juta atau hanya 4,8% dari total ekspor kopi Indonesia. Ekspor teh ke Inggris sebesar US$ 1,07 juta atau hanya 1,11% dari total ekspor teh Indonesia. Ekspor kakao ke Inggris di 2020 sebesar US$ 51.000 atau hanya 0,004% dari total ekspor kakao Indonesia.
Pada 2019, tercatat pula impor kopi Inggris dari Indonesia hanya sekitar 2,4% dari total impor kopi Inggris, sementara impor teh Inggris dari Indonesia hanya 0,5%, dan impor kakao Inggris dari Indonesia berkisar 0,38%.
Padahal, menurut Rizalu, pasar kopi, teh dan kakao di Inggris sangat besar. Dia mengatakan konsumsi kopi di Inggris bisa mencapai 95 juta cangkir per hari, konsumsi teh mencapai 165 juta cangkir per hari, dan konsumen di Inggris bisa membelanjakan US$ 3,28 per minggu untuk produk cokelat.
Dia pun mengatakan untuk bisa memasuki pasar Inggris, maka Indonesia harus mengikuti berbagai ketentuan yang ditetapkan Inggris, mulai dari ketentuan terkait labelling, packaging, keamanan makanan, pengawasan kesehatan, dan lainnya.
Baca Juga: Ini komoditas yang akan menjadi fokus pengembangan dari PTPN III holding tahun ini
"Selama kita bisa memenuhi requirements yang dibutuhkan, itu juga menjadi salah satu strategi kita untuk bisa memasuki pasar di Inggris," katanya.
Kemendag mencatat terdapat beberapa tantangan untuk meningkatkan ekspor kopi, teh dan kakao ke Inggris, beberapa di antaranya adalah belum adanya kesepakatan dagang antara Indonesia dan Inggris, adanya rencana penerapan due diligence untuk produk kopi dan kakao di Inggris, ketatnya persyaratan food safety, food contaminants, hingga labeling dan packaging serta belum maksimalnya inovasi serta penelitian dan pengembangan.
Meski begitu, Kemendag pun sudah memiliki strategi untuk mendorong ekspor ketiga komoditas tersebut mulai dari melakukan transformasi produk ekspor yang diolah dan bernilai tambah, menjaga pasar utama dan mendorong pengembangan pasar non tradisional, mendorong UKM ekspor dengan program fasilitasi sertifikasi ekspor, pengembangan desain, export coaching program, dan business export coaching.
Kemendag juga akan mendorong trade financing untuk UKM ekspor, mengoptimalkan pemanfaatan perjanjian perdagangan dan memfinalisasi FTA/CEPA yang masih dalam negosiasi serta mengusulkan trade deal Indonesia-Inggris, memanfaatkan Dubai Expo, TWI hingga business matching dan memperkuat sinergi dengan Kementerian Pertanian, KBRI/KJRI dan asosiasi-asosiasi lain.
Selanjutnya: Ini komoditas yang akan menjadi fokus pengembangan dari PTPN III holding tahun ini
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News