Reporter: Dimas Andi | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Resource Alam Indonesia Tbk (KKGI) berencana melakukan ekspansi ke bisnis tambang nikel. Hal ini diwujudkan dengan akuisisi dua perusahaan nikel PT Buton Mineral Indonesia (BMI) dan PT Bira Mineral Nusantara (BMN).
Asal tahu saja, pada 15 Januari 2021 lalu, KKGI melakukan pengikatan jual beli saham perusahaan baru sebesar 70% saham PT BMI dan PT BMN dengan nilai transaksi masing-masing sebesar Rp 175 juta. Pembelian saham kedua perusahaan tersebut dilakukan dalam rangka persiapan KKGI berekspansi ke bisnis tambang nikel.
Manajemen KKGI memastikan bahwa akuisisi PT BMI dan PT BMN bukan termasuk dalam transaksi yang material. “Dana transaksi yang kami lakukan berasal dari kas internal,” imbuh Corporate Secretary Resources Alam Indonesia Lenny S.C, Jumat (22/1).
Bisnis tambang nikel memang cukup menjanjikan seiring lonjakan harga komoditas tersebut. Ditambah lagi, industri hilir yang memanfaatkan bahan baku nikel juga terus tumbuh. Lantas, tak menutup kemungkinan KKGI akan mencari peluang untuk mengembangkan bisnis hilirisasi nikel. Namun, KKGI belum bisa membeberkan secara rinci soal rencana tersebut. “Kami masih dalam penjajakan awal untuk bisnis smelter dan belum bisa memberikan informasi lebih lanjut,” ungkap Lenny.
Baca Juga: Resource Alam Indonesia (KKGI) cetak rugi US$ 7,51 juta per kuartal III-2020
Lebih lanjut, untuk saat ini bisnis tambang batu bara masih menjadi tumpuan utama KKGI. Sampai akhir tahun 2020, Lenny menyebut bahwa produksi batu bara KKGI telah mencapai 2,89 juta ton. Jumlah ini sudah sesuai dengan target produksi batu bara yang ditetapkan KKGI sejak awal tahun lalu.
Adapun pada tahun ini, Manajemen KKGI menargetkan dapat memproduksi batu bara sebanyak 4 juta ton. Angka tersebut sudah termasuk penjualan domestic market obligation (DMO) 25% dari total produksi.
Target produksi tersebut dapat tercapai berkat kapasitas alat berat dan keseluruhan insfrastruktur yang sudah lengkap dan memadai, tambahan produksi baru dari beberapa blok, penyesuaian kembali striping ration sesuai dengan kondisi pasar, dan tambahan penjualan ke pasar domestik.
Sebagai informasi, KKGI mencetak penurunan penjualan sebesar 29,40% (yoy) menjadi US$ 57,13 juta per kuartal III-2020. Di periode yang sama, KKGI menderita kerugian bersih sebesar US$ 7,51 juta.
Selanjutnya: Harga meroket, begini prospek industri batubara pada 2021
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News