kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Usai Lebaran, industri belum ladeni pesanan terigu


Minggu, 22 Agustus 2010 / 17:57 WIB
Usai Lebaran, industri belum ladeni pesanan terigu


Reporter: Asnil Bambani Amri |



JAKARTA. Kenaikan harga gandum dunia akan berdampak pada menyusutnya suplai terigu ke Indonesia. Susutnya suplai ini bukan hanya gandum yang diusung dari pasar internasional saja, tetapi juga gandum dari dalam negeri. Lebih apes lagi, setelah lebaran usai, industri terigu dalam negeri diperkirakan belum akan meladeni pesanan terigu dari agen maupun distributor.

“Pesanan sekarang dihentikan dulu,” kata Franky Welirang Ketua Umum, Asosiasi Produsen Tepung Terigu Indonesia (Aptindo) di Jakarta, akhir pekan ini.

Franky yakin, volume impor gandum akan mengkerut karena suplai dari negara produsen juga mengalami masalah. Eksportir yang biasanya mengapalkan gandum ke Indonesia, kemungkinan akan mendahulukan pendistribusian gandumnya untuk pasar lokal.

Asal tahu saja,pemicu kenaikan harga gandum ini adalah minimnya pasokan gandum dunia. Produksi gandum dunia kemungkinan akan anjlok sebesar 4% seiring dengan kekeringan yang melanda Rusia, negara eksportir gandum terbesar ketiga di dunia. Informa Economics Inc. menghitung, panenan gandum dunia tahun ini akan anjlok menjadi 651,7 juta metrik ton dari tahun lalu yang mencapai 679 juta metrik ton

Asal tahu saja, kekeringan tersebut membikin produksi gandum Rusia menyusut 21%. Itu sebabnya, mulai Kamis (5/8) lalu, Rusia melarang produsen gandum di negaranya mengekspor gandum hingga akhir 2010. Apalagi, ini merupakan kekeringan yang paling buruk dalam 50 tahun terakhir ini.

Panenan Rusia hanya akan mencapai 49 juta metrik ton; level panenan yang paling buruk sejak 2006. Tahun lalu, Rusia memanen 61,7 juta metrik ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×