kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.504.000   5.000   0,33%
  • USD/IDR 15.934   1,00   0,01%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Usai tertekan di semester I, Timah (TINS) masih yakin perbaiki kinerja di sisa 2020


Sabtu, 29 Agustus 2020 / 08:40 WIB
Usai tertekan di semester I, Timah (TINS) masih yakin perbaiki kinerja di sisa 2020


Reporter: Dimas Andi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja PT Timah Tbk sebenarnya tergolong mengecewakan sepanjang semester satu lalu lantaran mengalami rugi bersih mencapai Rp 390,07 miliar. Namun, manajemen emiten bersandi saham TINS tersebut meyakini masih ada ruang perbaikan kinerja di sisa tahun 2020.

Direktur Keuangan Timah Wibisono menyebut, peluang perbaikan kinerja bagi TINS tetap terbuka. Memang, di semester lalu TINS lalu menderita kerugian bersih yang secara akumulatif mencapai Rp 390,07 miliar.

Baca Juga: Jaga cashflow, Perusahaan Gas Negara (PGAS) pangkas capex sekitar 60%

Namun, jika dilihat secara bulanan, pelan tapi pasti kinerja bottom line TINS mulai membaik. Sebagai contoh, di bulan Januari lalu TINS mengalami kerugian bersih sebesar Rp 191 miliar. Nilai kerugian bersih TINS terus turun hingga bulan April lalu sebesar Rp 70 miliar. Bahkan, di bulan Mei dan Juni TINS berhasil mencetak laba bersih masing-masing sebesar Rp 43 miliar dan Rp 50 miliar.

Menurutnya, salah satu faktor perbaikan kinerja TINS adalah biaya bahan baku yang berhasil ditekan secara berkala.

Dia berujar, TINS menggunakan formula yang didasari oleh harga rata-rata timah global dalam waktu tertentu ketika hendak menentukan biaya bahan baku. Dalam beberapa kasus tertentu, hal itu agak kurang menguntungkan TINS lantaran mereka terlambat merasakan penurunan biaya bahan baku akibat efek koreksi harga timah global.

“Jadi waktu harga timah sempat anjlok ke level US$ 16.000 per ton, biaya bahan baku kami masih mengacu di harga yang lama ketika masih tinggi. Tapi sekarang akhirnya biaya tersebut bisa ditekan,” ungkapnya dalam paparan publik virtual, Jumat (28/8).

Baca Juga: Total Bangun Persada (TOTL) kantongi kontrak baru Rp 414 miliar hingga awal Agustus

Selain itu, modal TINS untuk bangkit juga terlihat dari membaiknya arus kas operasi di semester I-2020 menjadi Rp 3,17 triliun. Padahal, di semester yang sama di tahun sebelumnya arus kas operasi emiten tersebut berada di area negatif Rp 3,33 triliun.

Hasil ini menandakan kondisi keuangan TINS masih tergolong sehat. Dengan demikian, TINS bisa menjadi lebih mudah dalam melakukan berbagai upaya pelunasan pinjaman kepada perbankan atau lembaga pembiayaan lainnya.

Terbukti, posisi utang jangka pendek TINS di semester satu berhasil turun 37% (yoy) menjadi Rp 5,56 triliun. “Ke depan, kami akan terus berupaya untuk mengurangi eksposur terhadap biaya pinjaman,” kata Wibisono.

Baca Juga: PGN teken perjanjian jual beli gas dengan Energi Listrik Batam

Dengan adanya arus kas yang solid, diharapkan TINS dapat membukukan laba bersih di bulan-bulan berikutnya. Alhasil, kerugian bersih yang didapati pada bulan-bulan terdahulu bisa terkompensasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×