Reporter: Muhammad Julian | Editor: Khomarul Hidayat
Pengamat Energi Universitas Gadjah Mada (UGM) Tumiran menilai, pemerintah sebaiknya tidak menaikkan harga DMO batubara untuk sektor kelistrikan demi kepentingan nasional.
Tumiran berpendapat, kenaikan harga DMO batubara hanya akan menguntungkan pengusaha batubara dan berpotensi membebani keuangan negara dan rakyat.
Kenaikan tarif batubara, kata Tumiran, bisa mendongkrak biaya produksi listrik. Terlebih, saat ini mayoritas pembangkit listrik masih menggunakan batubara sebagai sumber energi.
Di lain pihak, kebijakan harga DMO US$ 70 per ton, menurut Tumiran, tidak membuat pengusaha rugi. Hal ini lantaran alokasi porsi DMO yang diwajibkan oleh pemerintah hanya sebesar 25% dari produksi, sementara 75% hasil produksi pengusaha batubara sisanya bisa diekspor sesuai harga pasar.
"Jika perubahan harga DMO terjadi, maka Indonesia benar-benar menjadi negara liberal. Kalau wacana ini benar, maka kita sebenarnya tidak menjaga kepentingan nasional, tetapi kepentingan pengusaha. Jadi sudahlah jangan berpikir menaikkan harga DMO batubara," ujar Tumiran secara tertulis.
Baca Juga: Kementerian ESDM Bakal Evaluasi Harga Patokan Batubara Untuk Kelistrikan
Direktur Pembinaan Program Mineral dan Batubara Kementerian ESDM, Sunindyo Suryo Herdadi memastikan, sampai saat ini belum ada perubahan atas kebijakan harga US$70 per ton untuk batubara kebutuhan kelistrikan umum.
Sementara itu, usulan harga DMO batubara US$ 90 per ton untuk penyediaan tenaga listrik bagi kepentingan umum, masih dievaluasi oleh Kementerian ESDM. “Sedang dievaluasi usulan tersebut,” ungkap Sunindyo kepada Kontan.co.id (24/12).
Sunindyo menuturkan, Kementerian ESDM memang melakukan evaluasi kebijakan harga DMO untuk penyediaan tenaga listrik bagi kepentingan umum secara kontinyu berdasarkan perkembangan pemenuhan DMO oleh badan usaha pertambangan.
“Namun sampai dengan saat ini belum ada perubahan atas kebijakan harga $70 per ton untuk batubara kebutuhan kelistrikan umum,” imbuh Sunindyo.
Baca Juga: Menakar Prospek ANTM, TINS, PTBA, Mana yang Lebih Menarik?
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News