kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Utilisasi 65% produksi keramik mesti digenjot


Kamis, 16 Maret 2017 / 19:09 WIB
Utilisasi 65% produksi keramik mesti digenjot


Reporter: Pamela Sarnia | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. Industri keramik nasional terus berkembang seiring dengan peningkatan infrastruktur serta pembangunan properti dan perumahan. Ini diharapkan akan menggenjot konsumsi keramik domestik.

“Diperkirakan hingga tahun 2025, angka kebutuhan rumah di Indonesia mencapai 30 juta unit, sehingga permintaan untuk berbagai produk keramik juga akan meningkat,” ujar Elisa Sinaga, Ketua Umum Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (Asaki) dalam keterangan resmi yang diterima KONTAN, Kamis (16/3).

Tidak hanya itu, industri keramik merupakan salah satu kelompok manufaktur yang menjadi penggerak pertumbuhan industri nasional selama 25 tahun terakhir. “Industri keramik menjadi salah satu sektor unggulan karena ditopang oleh ketersediaan bahan baku berupa sumber daya alam yang tersebar di wilayah Indonesia,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto pada Pembukaan Pameran Keramika 2017 di Jakarta, Kamis (16/3).

Airlangga menyebutkan, kapasitas produksi terpasang ubin keramik nasional tahun 2016 sebesar 580 juta meter persegi (m2) dengan realisasi mencapai 350 juta m2. “Utilisasinya sekarang 65%, jadi harus ditingkatkan lagi. Kalau sudah mampu produksi 100%, kita bisa menjadi produsen keramik nomor empat di dunia,” Airlangga.

Dengan jumlah kapasitas produksi saat ini, sekitar 87% untuk memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri, dan sisanya diekspor ke negara-negara di kawasan Asia, Eropa dan Amerika. Sementara itu, produksi untuk jenis tableware mencapai 290 juta keping, sanitari sekitar 5,4 juta keping, dan genteng (rooftile) sebanyak 120 juta keping.

“Prospek industri keramik nasional juga dapat dilihat dari pemakaian konsumsi keramik di Indonesia yang masih lebih rendah dibandingkan di negara ASEAN lainnya,” ungkap Airlangga.

Untuk itu, produsen keramik diminta melakukan diversifikasi produk dengan berbagai desain serta menggunakan motif khas Indonesia untuk meningkatkan permintaan dari konsumen.

Pameran Keramika menjadi ajang para pelaku industri domestik menampilkan beragam produk-produk unggulannya dari penerapan teknologi terkini. Pameran ini akan berlangsung selama 4 hari mulai tanggal 16 hingga 19 Maret 2017 di Jakarta Convention Center, Jakarta. "Melalui pameran ini, kami ingin juga menumbuhkan kembali minat masyarakat untuk mencintai dan menggunakan produk keramik lokal yang telah banyak berkualitas, kreatif, dan inovatif," tutur Elisa.

Pameran Keramika diikuti 48 peserta dari berbagai negara, antara lain Tiongkok, India, Italia, Amerika Serikat, dan Turki. Kegiatan ini ditargetkan mampu menarik pengunjung hingga 50.000 orang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×