Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dampak dari wabah Corona telah menjalar ke berbagai sektor, termasuk energi dan tambang. Namun, PT Vale Indonesia Tbk (INCO) mengaku belum terkendala, baik dari sisi produksi dan penjualan nikel matte maupun proyek yang tengah digarap.
Head of Investor Relations & Treasury INCO Adi Susatio mengatakan, pihaknya memproduksi nikel olahan dalam matte yang merupakan produk intermediary.
Adi bilang, INCO pun telah memiliki perjanjian jangka panjang atau long-term off take agreement untuk menyerap produksi nikel matte. Adapun, seluruh produk nikel matte INCO diekspor ke Jepang.
Baca Juga: Pasar saham bergejolak, divestasi Vale Indonesia (INCO) oleh MIND ID tetap bergulir
"Dari Jepang baru menyebar ke negara lain. Sudah ada Long-term Offtake Agreement dengan pembeli kami, sehingga berapa pun produksi kami akan diambil oleh mereka. Sehingga fokus kami adalah optimisasi produksi," kata Adi saat dihubungi Kontan.co.id, Jum'at (13/3).
Dengan begitu, dampak Corona maupun gejolak ekonomi yang mengikutinya tidak mengganggu kinerja produksi dan penjualan INCO. Adapun, pada tahun ini INCO mempertahankan produksi di angka 71.000 ton.
"Sama dengan tahun lalu, tidak ada perubahan target produksi. Alhamdulillah belum terdampak," kata Adi.
Sementara itu, saat ini INCO tengah mengerjakan proyek greenfield di Bahodopi dan Pomalaa. Menurut Adi, progres pengerjaan proyek tersebut masih sesuai target.
Untuk menyiasati agar tak terpapar virus Corona, Adi mengatakan bahwa pihaknya melakukan diskusi dengan calon mitra dari luar negeri lewat sambungan jarak jauh atau melalui media video dan teleconference.
"Untuk membatasi perjalanan bisnis antar negara sebagai upaya pencegahan penularan virus Corona. Kami berusaha meminimalisasi imbas dari Corona," sebut Adi.
Targetnya, sambung Adi, pada akhir tahun 2020 nanti INCO dan calon mitra bisa menuntaskan perjanjian komersial untuk pembentukan Joint Venture (JV).
"Target tahun ini, perjanjian komersial di tanda tangani. Tahun depan masuk ke tahap bankability study dan dilanjutkan dengan pembangunan setelah itu," terangnya.
Baca Juga: Vale (INCO) alokasikan capex untuk pemeliharaan tungku, simak rekomendasi sahamnya
Selain itu, INCO juga tengah menyiapkan proyek peningkatan kapasitas produksi di Soroako. Proyek itu rencananya akan meningkatkan kapasitas produksi menjadi sekitar 90.000 ton.
"Itu sebagai komitmen perusahaan ke pemerintah yang harus di capai paling lambat di 2025," kata Adi.
Adi bilang, konsultan untuk proyek ini berasal dari China. Kendati begitu, saat ini progres proyek masih dalam tahap study, sehingga dampak dari Corona belum terganggu.
Adapun untuk mencegah penularan, komunikasi juga dilakukan dengan perantara media online. "Konsultan kami memang dari Cina, dan saat ini komunikasi lebih banyak menggunakan media online dengan mereka hingga dampak virus Corona mereda di pasar," tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News