Reporter: Dimas Andi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Persaingan industri otomotif nasional bakal semakin sengit. Hal ini menyusul rencana ekspansi pabrikan mobil listrik asal Vietnam, yakni VinFast, ke pasar Indonesia.
Dilansir Reuters, VinFast hendak berinvestasi sebesar US$ 1,2 miliar atau setara Rp 18,36 triliun (acuan kurs Rp 15.300 per dolar Amerika Serikat) di pasar Indonesia dalam jangka panjang. Pernyataan ini telah disampaikan oleh VinFast melalui keterbukaan informasi di bursa saham AS.
Dari total investasi tersebut, sekitar US$ 150 juta-US$ 200 juta atau setara Rp 2,29 triliun--Rp 3,06 triliun akan digunakan VinFast untuk membangun pabrik mobil listrik di Indonesia.
Berdasarkan prospektus yang diterima KONTAN, pabrik VinFast di Indonesia ditargetkan akan beroperasi pada 2026 dengan kapasitas produksi sekitar 30.000 unit sampai 50.000 unit per tahun. Investasi tambahan di Indonesia akan bergantung pada kondisi pasar dan faktor lainnya.
Baca Juga: Pemerintah Ajak Geely Auto Group Masuk ke Industri EV Indonesia
Dalam prospektus, VinFast juga disebut akan lebih dahulu memperkenalkan beberapa model mobilnya ke pasar Indonesia pada 2024 seperti VF e34 dan VF 5, kemudian dilanjutkan dengan model lainnya seperti VF 6 dan VF 7.
"Kami telah mengidentifikasi Indonesia sebagai pasar potensial utama untuk pendirian fasilitas manufaktur kendaraan listrik dan baterainya, karena biayanya yang relatif rendah dengan pertimbangan ketersediaan bahan baku di dalam negeri," ungkap Le Thi Thu Thuy, Managing Director and Global CEO VinFast dalam prospektus.
VinFast juga memandang populasi penduduk Indonesia yang mencapai 270 juta jiwa menjadi pemicu keinginan ekspansi di Tanah Air. Apalagi, Pemerintah Indonesia sedang gencar menarik investasi berbagai produsen kendaraan listrik global. Indonesia punya modal berharga berkat melimpahnya sumber daya nikel sebagai bahan baku baterai kendaraan listrik.
Pabrik di Indonesia ini akan menjadi pabrik VinFast yang ketiga selain pabrik utama mereka di kota Haiphong, Vietnam bagian utara dan pabrik baru perusahaan tersebut di North Carolina, AS, yang dijadwalkan akan beroperasi pada tahun 2025.
Baca Juga: Kekayaan Pham Nhat Vuong, Konglomerat Mobil Listrik Asal Vietnam Ludes US$ 18 miliar
Sejak didirikan pada tahun 2017, VinFast telah mengumumkan sejumlah rencana ekspansi produksi mobil listrik yang ambisius di luar negeri.
VinFast pernah mengungkapkan rencananya untuk hadir di pasar India, Malaysia, Timur Tengah, Afrika, dan Amerika Latin. Pabrikan otomotif ini juga punya rencana untuk memperluas penjualannya ke Eropa dengan mengidentifikasi sekitar 40 sampai 50 pasar potensial.
Sebelum VinFast, Indonesia juga kedatangan pemain baru lainnya yakni Neta yang berasal dari China dan fokus di sektor mobil listrik. Ketika ajang Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2023 lalu, Neta memperkenalkan tiga model sekaligus yakni Neta S, Neta U, dan Neta V.
Neta juga bersiap melakukan fase perakitan mobil listrik di Indonesia pada kuartal II-2024 dengan menggandeng PT Handal Indonesia Motor (HIM) sebagai mitra lokal. Hanya saja, Neta tidak menyebut besaran investasinya di Indonesia.
Baca Juga: VinFast Kirim 1.879 Unit Kendaraan SUV Gelombang Kedua ke Amerika Utara
Presiden Direktur Neta Auto Indonesia Wang Chengjie menyebut Neta terus berkembang menjadi merek mobil listrik yang paling menjanjikan di China. "Hingga saat ini, Neta sudah berhasil menjual lebih dari 320.000 unit mobil listrik," ujar dia saat pembukaan GIIAS 2023 bulan lalu.
Pemain lama pun juga berencana menambah investasi di Indonesia. Mitsubishi Motors Company (MMC) hendak menambah investasi senilai Rp 5,7 triliun untuk meningkatkan kapasitas produksinya menjadi 250.000 unit pada 2024 mendatang. Sedangkan pada 2023, Mitsubishi menargetkan realisasi penanaman modal di Indonesia hingga Rp 12,3 triliun.
Sebagai bagian dari realisasi investasi tersebut, Mitsubishi bakal menyiapkan produksi kendaraan listrik niaga di Tanah Air yakni Minicab MiEV pada akhir 2023.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News