kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.278.000   -12.000   -0,52%
  • USD/IDR 16.668   15,00   0,09%
  • IDX 8.227   63,60   0,78%
  • KOMPAS100 1.145   8,09   0,71%
  • LQ45 836   4,81   0,58%
  • ISSI 284   2,19   0,78%
  • IDX30 439   2,01   0,46%
  • IDXHIDIV20 507   3,93   0,78%
  • IDX80 128   0,88   0,69%
  • IDXV30 137   1,10   0,81%
  • IDXQ30 139   0,85   0,62%

Viral Fenomena Rojali dan Rohana Muncul di Mal-Mal, Ini Penyebabnya


Sabtu, 26 Juli 2025 / 10:10 WIB
Viral Fenomena Rojali dan Rohana Muncul di Mal-Mal, Ini Penyebabnya
ILUSTRASI. Istilah Rojali dan Rohana menggambarkan situasi di mana pusat perbelanjaan ramai dikunjungi pengunjung, namun transaksi yang terjadi sangat minim.


Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie, kompas.com, Shintia Rahma Islamiati, Vatrischa Putri Nur | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

Lebih lanjut, Alphonzus mengatakan saat ini masyarakat kelas menengah bawah terpaksa mengurangi pengeluaran untuk kebutuhan sekunder dan lebih mengutamakan belanja kebutuhan utama.

Meski demikian, pusat perbelanjaan tetap ramai dikunjungi karena peranannya telah berkembang menjadi fasilitas publik multifungsi. 

Tak hanya untuk belanja, menurut Alphonzus pusat perbelanjaan kini dimanfaatkan masyarakat sebagai tempat hiburan, edukasi, hingga berkumpul bersama keluarga.

“Kondisi ini tidak akan berlangsung selamanya. Ketika daya beli masyarakat kembali pulih, tren belanja juga akan membaik,” kata Alphonzus. 

Fenomena Rojali dan Rohana bukan sekadar tren. Tapi ini merupakan sinyal penting bagi pelaku industri ritel untuk beradaptasi dengan pola konsumsi baru.

Untuk itu, pusat perbelanjaan saat ini harus kreatif dan fokus menyelenggarakan program promo belanja yang bertujuan menopang daya beli sekaligus menarik minat konsumen.

Tonton: Department Store Kian Tertekan, Ritel Fashion Perlu Transformasi

Menguntungkan bagi ritel makanan dan minuman

Melansir Kompas.com, Ketua Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo), Budihardjo Iduansjah, menyatakan bahwa fenomena rojali justru menguntungkan sektor ritel makanan dan minuman (F&B). 

"Konsumen sering berkumpul di tempat-tempat seperti J.Co atau Starbucks, sehingga meskipun tidak semua membeli, omzet toko F&B meningkat antara 5 hingga 10%," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Tag


TERBARU

[X]
×