Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Tendi Mahadi
Singgih bilang, pertumbuhan permintaan di awal tahun 2020 ini memang meningkat, namun tidak signifikan. Harga batubara di awal 2020 pun belum bergerak jauh dari harga di 2019.
"Harga relatif tidak mudah untuk naik tajam. Belum ada alasan kuat dari parameter pasar," ujarnya.
Dengan mempertimbangkan pertumbuhan pasokan dibanding permintaan yang diprediksi masih dalam kondisi oversupply, Singgih memproyeksikan rata-rata harga batubara untuk tahun 2020 tidak akan jauh berbeda dari tahun lalu, yakni berkisar di angka US$ 70 hingga US$ 80 per ton.
Baca Juga: Kementerian ESDM targetkan harga batubara US$ 21 per ton untuk dorong gasifikasi
Tak jauh beda, Ketua Indonesia Mining Institute (IMI) Irwandy Arif juga memprediksi harga batubara masih akan sulit bergerak naik di tahun ini. Bahkan, Irwandy memprediksi harga bisa berada di kisaran US$ 60 - US$ 80 per ton.
Ketidakseimbangan antara pertumbuhan produksi dan juga permintaan menjadi penyebabnya. "Prediksi harga di 2020 belum akan berbeda dengan 2019. Faktor besarnya supply dan demand," ungkap Irwandy.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News