kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Virus corona ikut kerek Harga Batubara Acuan di Februari 2020 jadi US$ 66,89 per ton


Selasa, 04 Februari 2020 / 18:27 WIB
Virus corona ikut kerek Harga Batubara Acuan di Februari 2020 jadi US$ 66,89 per ton
ILUSTRASI. Kapal tongkang pengangkut batubara melintas di Sungai Musi, Palembang,Sumatera Selatan, Rabu (15/1/2020). Harga batubara yang tercermin dalam Harga Batubara Acuan (HBA) Februari 2020 naik dibanding terkerek virus corona di China. ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Tendi Mahadi

Lebih lanjut, Hendra pun melihat bahwa faktor ekonomi global dan juga wabah corona ikut berdampak pada pembentukan kondisi tersebut. "Ketidakpastian perekonomian global tentu punya dampak termasuk merebaknya corona. Jika meluas dan berkepanjangan akan berpengaruh terhadap energy demand khususnya di Tiongkok," jelasnya.

Seperti diketahui, HBA dibentuk dari empat variabel, yaitu Indonesia Coal Index (ICI), Newcastle Export Index (NEX), Global Coal Newcastle Index (GCNC), dan Platss 5900 GAR dengan bobot masing-masing 25%.

HBA diperoleh dari rata-rata keempat indeks tersebut pada bulan sebelumnya, dengan kualitas yang disetarakan pada kalori 6.322 kcal/kg GAR.

Baca Juga: Menperin: Hilirisasi bisa gaet investor dan mengerek ekspor

Sebagaimana yang dicatat Kontan.co.id, rata-rata HBA sepanjang 2019 anjlok dibanding tahun sebelumnya, dan menjadi yang terendah dalam dua tahun terakhir. Rata-rata HBA dari Januari-Desember 2019 hanya mencapai US$ 77,89 per ton, lebih mini dibanding rata-rata HBA 2017 yang sebesar US$ 85,92 per ton, dan HBA 2018 yang mencapai US$ 98,96 per ton.

Tak menjadi pertanda rebound
Menurut Hendra, kenaikan HBA pada Februari ini belum menjadi sinyal bagi penguatan harga batubara secara umum (Rebound). "Kenaikan HBA ini lebih karena faktor di atas, masih terlalu dini," ujarnya.

Hal senada juga disampaikan oleh Ketua Indonesian Mining and Energy Forum (IMEF) Singgih Widagdo. Singgih menilai, persentase kenaikan HBA Februari ini belum mencerminkan nilai bisnis secara umum.

Baca Juga: Dorong hilirisasi batubara, Kementerian ESDM akan berikan sejumlah insentif



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×