Reporter: Merlinda Riska | Editor: Anastasia Lilin Yuliantina
JAKARTA. PT Visi Media Asia Tbk menargetkan tahun ini bisa mencatatkan pendapatan Rp 2 triliun. Jika target ini tercapai, berarti pendapatan perusahaan ini tumbuh 19,76% dari tahun lalu yang sebesar Rp 1,67 triliun.
Untuk mengejar target itu, perusahaan berkode VIVA di Bursa Efek Indonesia ini akan fokus menggarap konvergensi media yang baru meluncur tahun ini, yakni televisi (TV) berbayar VIVA+ dan internet streaming platform VIVALL. Tujuan Visi Media adalah memperbesar jumlah pengguna dari keduanya.
Selain dua sumber pendapatan baru tersebut, Visi Media juga percaya diri bisa mengantongi cuan menggiurkan dari siaran Piala Dunia. "Didukung juga dengan hak siar Piala Dunia membuat kami optimistis," kata Wakil Presiden Direktur Visi Media Asia Robertus Bismarka Kurniawan selepas paparan publik, Rabu (3/7).
Sayangnya, Visi Media tak mau mengungkapkan secara gamblang berapa kontribusi pendapatan dari penayangan siaran Piala Dunia sejauh ini dan total target pendapatan hingga siaran ini berakhir. "Yang lebih penting adalah fundamental kami sangat sehat. Sementara, World Cup hanya event sebulan saja," kilah Komisaris Utama Visi Media Erick Thohir.
Sekadar mengingatkan, perusahaan ini menggelontorkan duit hingga US$ 65 juta atau setara dengan Rp 764 miliar demi mendapat hak siar Piala Dunia 2014.
Erick memilih memastikan kalau dari target Rp 2 triliun tahun ini, kontribusi pendapatan terbesar masih berasal dari media penyiaran TV yakni TVOne dan ANTV. Keyakinan dia mengacu riset AC Nielsen yang memperkirakan 67,7% pendapatan iklan tahun berasal dari TV.
Dari target pendapatan sebesar itu, Visi Media mendamba bisa mengantongi laba bersih Rp 150 miliar–Rp 200 miliar. Nilai ini setara dengan pertumbuhan 39,68%–86,24% dari capaian Rp 107,39 miliar pada tahun 2013.
Demi memuluskan rencana mengerek pendapatan, Visi Media membekali kinerja dengan tambahan belanja modal Rp 500 miliar–Rp 600 miliar. Sebelumnya, perusahaan ini telah mengucurkan belanja modal Rp 300 miliar di awal tahun untuk pengembangan VIVALL dan VIVA+.
Perincian penggunaan belanja tambahan ini, sebanyak Rp 200 miliar untuk menambah server dan infrastruktur VIVA+ dan VIVALL. Lantas sisanya, untuk membangun studio TVOne dan ANTV.
Perusahaan milik Grup Bakrie ini memastikan belanja modal tambahan tersebut berasal dari kas internal. Mengintip laporan keuangan perusahaan ini di kuartal I-2014, kas dan setara kas tercatat Rp 766,77 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News