kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ardie Bakrie: Piala dunia 2014 lebih menguntungkan


Minggu, 08 Juni 2014 / 12:07 WIB
Ardie Bakrie: Piala dunia 2014 lebih menguntungkan
ILUSTRASI. Pelayanan nasabah?Bank Sumut.


Reporter: Hendra Gunawan | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA: Piala dunia 2014 akan dimulai pada Jumat (13/6). Federation of International Football Association (FIFA) memperkirakan jumlah pemirsa pesta sepakbola empat tahunan ini bakal meningkat dan menyentuh rekor baru.

Boleh saja FIFA memprediksikan demikian, namun kondisi di setiap negara tentunya berbeda. Bisa jadi ada negara yang akan mengalami kenaikan jumlah penonton, tetapi ada juga yang bakal mengalami penurunan.

Misalnya saja di Indonesia. Karena kali ini di selenggarakan di Brasil, yang memiliki perbedaan waktu 10 jam dengan Indonesia (WIB), maka pecinta sepakbola di tanah air baru bisa menikmati siaran langsung pada dini hari.

Itu sebabnya, banyak yang memprediksi bahwa jumlah penonton piala dunia di Indonesia kali ini tidak akan seramai Piala dunia pada Juni 2010 di Afrika Selatan yang ditayangkan pukul 21.00 WIB.

Adapun pertandingan piala dunia 2014 di Brasil ini ditayangkan pada tiga jam berbeda yaitu jam 23.00 WIB, 3.00 WIB dan 5.00 WIB.

Namun tanggapan tersebut ditepis oleh Anindra Ardiansyah Bakrie, Direktur PT Visi Media Asia Tbk (Viva), selaku pemegang hak siar piala dunia 2014. Menurutnya justru piala dunia kali ini akan lebih semarak dibandingkan penyelenggaraan sebelumnya.

Pria yang juga menjabat sebagai Head Project World Cup Viva Group ini menyebut ada beberapa faktor yang akan meningkatkan jumlah pemirsa piala dunia.

Pertama, meskipun disiarkan pada dini hari, jumlah pemirsanya akan tetap meningkat. Sebab, piala dunia kali ini berbarengan dengan bulan Ramadan. Dimana pada waktu tersebut orang akan bangun untuk sahur.

Berdasarkan rating, jam sahur merupakan prime time tayangan televisi, sehingga akan banyak orang menyaksikan piala dunia. Bahkan yang sebelumnya pada saat sahur menyaksikan talkshow, akan beralih menonton tayangan piala dunia.

“Jadi potensi pemirsanya itu besar sekali. Belum tentu 50 atau 100 tahun kedepan, piala dunia berbarengan dengan Ramadan lagi. Ini berkah,” kata pria yang biasa disapa Ardie Bakrie ini saat nge-teh bareng KONTAN, Jumat sore (6/6).

Selain itu, jika pada saat Ramadan biasanya orang mengadakan buka bersama, nah tahun ini diprediksi akan terjadi perubahan tren, yaitu saur bareng.

Secara total ia memperkirakan jumlah pemirsa piala dunia kali ini justru akan naik sekitar dua kali lipat.

Berdasarkan catatan Nielsen, pada pertandingan babak penyisihan grup Piala Dunia 2010 lalu ditonton oleh rata-rata 2,2 juta orang Indonesia setiap hari, atau kira-kira 25,2% dari total pemirsa TV.

Dengan besarnya potensi penonton itu akan berdampak pada harga iklan di jam-jam tersebut. Ardie menyebut, saat ini saja 70% slot iklan saat piala dunia sudah terjual. Sedangkan 30% slot iklan lainnya, baru akan dijual pada saat penyelenggaraan piala dunia ketika sudah bergulir. Dengan begitu, harga jual iklan diharapkan lebih tinggi dibanding menjualnya sebelum penyelenggaraan.

“Misalnya, pada saat jeda pertandingan ada yang mau ngisi, bisa produk ataupun non produk. Inikan tahunnya politik, siapa tahu ada yang mau bayar mahal untuk ngisi disitu,” katanya.

Tayangan lebih semarak

Berbeda dengan piala dunia 2010, Ardie mengklaim tahun ini tayangan piala dunia akan lebih semarak. Pasalnya, selain ditayangkan melalui televisi nasional (TV One dan ANTV), juga akan ditayangkan melalui platform lainnya.

Pertama yakni melalui TV berbayar milik Viva yakni Viva+ (Plus). Di layar TV berbayar ini penonton bakal dimanjakan dengan tayangan resolusi tinggi (high definition). Selain itu, angle yang disiarkan juga berbeda dengan yang ditayangkan di TV nasional.

Jika di TV One dan ANTV hanya dari angle pertandingannya saja, sedangkan di Viva+ terdapat 9 angle di channel yang berbeda. Seperti ada channel yang khusus menyoroti gerak-gerik pelatih ketika mengatur timnya di lapangan, lalu ada channel yang mengikuti pemain-pemain tertentu saat bertanding, bahkan juga ada channel yang mengikuti pergerakan wasit di tengah lapangan dan pinggir lapangan.

Dengan begitu, pemirsa seakan-akan dibawa nonton langsung di stadion tempat berlangsungnya pertandingan. “Jadi, apa yang dilihat wasit di pinggir lapangan, misalnya offside atau tidak, kita bisa lihat jelas. Atau mau ngikutin Ronaldo di lapangan juga bisa,” katanya.

Untuk menyaksikan piala dunia melalui Viva+ ini, Viva mematok harga Rp 1.799.000. “Sekali bayar, gratis berlangganan seumur hidup untuk channel-channel yang masuk ke dalam paket ini,” tutur Ardie bernada promosi.

Platform lainnya yang digunakan Viva adalah melalui aplikasi Vivall. Melalui aplikasi yang bisa diunduh untuk ponsel dan tablet (Android dan iOS) ini, penikmat bola bisa menyaksikan tayangan bola yang bisa diakses selama 24 jam.

Melalui aplikasi ini kita bisa menyaksikan seluruh pertandingan World Cup 2014 secara streaming maupun melalui layanan video on demand.

Sedangkan untuk platform yang terakhir yaitu situs berita bola Viva. Plalform ini disediakan bagi mereka yang mencari berita terbaru piala dunia. Tak hanya berita pertandingan, tetapi juga berita-berita diluar lapangan.

Menurut Ardie ini merupakan sejarah pertama kali dimana piala dunia disajikan dalam banyak platform. "Saya menyebutnya sebagai multitasking. Karena orang bisa memantau piala dunia kapan saja dan dimana saja," ujarnya.

Sayangnya Ardie enggan buka-bukaan soal target peroleh Viva dari piala dunia ini. Ia hanya menyebut bahwa sebanyak 70% pemasukan akan diperoleh dari iklan. Sedangkan 30% lainnya akan dikontribusi dari penjualan TV berbayar, dan program lainnya.

“Kami ini pegang emas, jadi jualnya gampang. Piala dunia ini kami lihat sebagai peluang, untuk mendapatkan cuan,” tutupnya.

Seperti diketahui, untuk memperoleh hak siar piala dunia ini, pada 2011 lalu Viva merogoh kocek US$ 61,54 juta atau sekitar Rp 553,86 miliar. Itu belum termasuk pengalokasian modal kerja sebesar US$ 10 juta untuk mendukung rencana kerja terkait Piala Dunia 2014. Diantaranya untuk peningkatan jangkauan siaran hingga mendirikan perusahaan TV berbayar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×