kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45897,13   -1,63   -0.18%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Volume penjualan batubara Adaro Energy (ADRO) capai 27,13 juta di semester I-2021


Jumat, 06 Agustus 2021 / 06:40 WIB
Volume penjualan batubara Adaro Energy (ADRO) capai 27,13 juta di semester I-2021
ILUSTRASI. Area pertambangan PT Adaro Indonesia, anak usaha PT Adaro energy Tbk (ADRO)


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Adaro Energy Tbk (ADRO) telah melaporkan hasil kinerja operasional sepanjang semester I-2021. Hasilnya, emiten pertambangan ini mencatatkan volume penjualan batubara sebesar 25,78 juta ton sepanjang enam bulan pertama 2021. 

Asal tahu saja, jumlah tersebut turun 5% jika dibandingkan dengan penjualan pada periode yang sama tahun 2020 yang mencapai 27,29 juta.

Sementara itu, volume penjualan batubara Adaro pada kuartal II-2021 mencapai 13,19 juta ton. Jumlah ini naik 4% secara tahunan atawa year-on-year (yoy). 

Dalam laporan kuartalan di laman Bursa Efek Indonesia, Jumat (6/8), manajemen ADRO menyebut, produk E4700 dan E4900 tetap mendominasi penjualan batubara ADRO yang ditopang oleh permintaan yang solid.

Berdasarkan segmentasi geografis, Indonesia merupakan tujuan penjualan terbesar bagi ADRO, yang meliputi 28% dari total penjualan batubara. Pasar Asia Tenggara, yang tidak termasuk Indonesia, memiliki pangsa pasar 22% dari total penjualan pada semester I-2021, dengan Malaysia sebagai yang pembeli terbesar.

Baca Juga: Harga batubara menguat, Adaro Energy (ADRO) belum berencana kerek produksi

Sementara itu, porsi penjualan ke China naik menjadi 20% di periode enam bulan pertama tahun ini. Ini sejalan dengan kenaikan permintaan di Negara Tirai Bambu itu terhadap produk batubara termal dan metalurgi ADRO. 

Sementara itu, sebanyak 18% penjualan ADRO dilempar ke pasar Asia Timur lainnya, selain China, dan 10% lainnya dijual ke pasar India.

Dari sisi produksi, Adaro mencatatkan angka produksi sebesar 26,49 juta ton, atau turun 3% dari semester I-2020 yang capai sebesar 27,29 juta ton. 

Namun, pada kuartal II-2021, produksi batubara ADRO mencapai 13,62 juta ton, atau naik 7% dibandingkan dengan kuartal kedua 2021. 

Total volume pengupasan lapisan penutup pada kuartal II-2021 mencapai 62,68 juta bank cubic meter (mbcm), atau naik 18% yoy, dan membuat nisbah kupas di kuartal ini mencapai 4,6 kali.

Manajemen ADRO menyebut, pasar batubara termal seaborne pada kuartal II-2021 masih terdampak oleh keterbatasan suplai, seiring negara-negara pemasok utama seperti Indonesia dan Australia masih kesulitan untuk meningkatkan produksi meskipun dengan harga lebih tinggi.

Cuaca buruk berkontribusi terhadap pengetatan suplai di Indonesia karena musim hujan yang berkepanjangan serta keterlambatan pasokan alat berat. Para penambang di Indonesia juga sulit mengatasi peningkatan jumlah kasus Covid-19 di antara para pekerja garis depan.

 

Sementara untuk batubara metalurgi pada kuartal II-2021 mendapatkan dukungan kuat dari pasar China maupun di luar China. Hal ini didorong oleh stimulus pemerintah yang mencatat rekor tertinggi serta dibukanya kembali kegiatan ekonomi global, sehingga mendorong peningkatan produksi baja global dengan China.

Di sisi lain, kelangkaan batubara yang berasal dari Australia dan luar Australia (seperti Mongolia dan Amerika Serikat) meningkat pada periode ini. Dengan kondisi suplai yang sulit memenuhi permintaan yang tinggi di pasar China maupun luar China, harga batubara metalurgi seaborne naik signifikan dibandingkan kuartal maupun tahun sebelumnya.

Selanjutnya: Simak rekomendasi teknikal AMRT, WIKA, dan BTPS untuk perdagangan Jumat (6/8)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×