kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.483.000   -8.000   -0,54%
  • USD/IDR 15.625   39,00   0,25%
  • IDX 7.501   -55,86   -0,74%
  • KOMPAS100 1.166   -9,50   -0,81%
  • LQ45 931   -8,15   -0,87%
  • ISSI 225   -1,55   -0,68%
  • IDX30 480   -4,44   -0,92%
  • IDXHIDIV20 578   -5,67   -0,97%
  • IDX80 133   -1,10   -0,83%
  • IDXV30 141   -1,17   -0,82%
  • IDXQ30 161   -1,39   -0,86%

Wacana Reformasi Kementerian BUMN ke Superholding Perlu Dikaji Matang


Rabu, 09 Oktober 2024 / 18:09 WIB
Wacana Reformasi Kementerian BUMN ke Superholding Perlu Dikaji Matang
ILUSTRASI. ANALISIS - Toto Pranoto, Managing Director Lembaga Management FEB-UI. Salah satu opsi reformasi BUMN yang akan dilakukan Pemerintahan Prabowo adalah pembentukan Badan Pengelola BUMN atau superholding.


Reporter: Leni Wandira | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintahan Presiden Terpilih Prabowo Subianto tengah mempertimbangkan reformasi besar-besaran terhadap Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dengan salah satu opsi yang dipertimbangkan adalah penghapusan Kementerian BUMN dan pembentukan Badan Pengelola BUMN atau superholding. 

Menanggapi wacana tersebut, Dewan Pakar BUMNINC, Toto Pranoto, menyatakan bahwa perubahan kelembagaan dalam pengelolaan BUMN memerlukan kajian yang matang untuk memastikan efektivitas dan kinerja perusahaan-perusahaan negara ke depan.

Menurut Toto Pranoto, ide untuk mendirikan Badan Pengelola BUMN ini mencerminkan upaya untuk meningkatkan kelincahan dan efisiensi pengelolaan BUMN. Dengan mengadopsi model superholding seperti Temasek di Singapura atau Khazanah di Malaysia, pengelolaan BUMN diharapkan bisa lebih otonom dan responsif terhadap dinamika pasar. “Model superholding menawarkan pendekatan hands-on ownership, di mana fokus utama berada pada pengelolaan portofolio, bukan operasi teknis,” ujar Toto kepada KONTAN, Rabu (9/10).

Toto menjelaskan bahwa Indonesia sebenarnya sudah memiliki pengalaman dengan model pengelolaan non-operasional melalui beberapa BUMN. Sebagai contoh, restrukturisasi PT Semen Indonesia yang mengubah holding dari operasional menjadi non-operasional telah membuktikan bahwa model ini lebih efektif.

Baca Juga: Sederet Pekerjaan Rumah Menanti Tim Ekonomi Prabowo

“Ketika PT Semen Gresik menjadi induk operasional, banyak tantangan dalam mengelola anak perusahaannya. Namun setelah holding diubah menjadi non-operasional, efektivitas manajemen meningkat,” jelasnya.

Restrukturisasi serupa juga dilakukan di Pertamina, yang sejak tiga tahun terakhir mengadopsi model strategic holding dengan membentuk lima sub-holding yang mengelola unit bisnis secara mandiri. “Pertamina sekarang lebih fokus pada strategi dan pengembangan bisnis baru, sementara sub-holding menjalankan operasi bisnis harian dengan fokus pada operating excellence,” kata Toto. PLN juga telah melakukan perubahan serupa dengan membentuk tiga sub-holding.

Toto Pranoto menyebut Temasek sebagai contoh sukses superholding, di mana meski pada 2023 mengalami kerugian portofolio sebesar US$ 5,43 miliar akibat volatilitas pasar, pendapatan konsisten tumbuh hingga US$ 124,46 miliar.

Kunci keberhasilan Temasek, menurut Toto, terletak pada visi jangka panjang, fleksibilitas organisasi, dan tata kelola yang kuat. “Pemerintah Singapura tidak terlalu campur tangan dalam operasi harian Temasek, kecuali dalam keputusan strategis, dan ini memungkinkan Temasek bergerak cepat dan lincah,” ujar Toto.

Sementara itu, Khazanah di Malaysia memiliki pendekatan berbeda dengan membagi BUMN ke dalam dua kelompok: yang berorientasi profit dan yang melayani kepentingan publik (Public Service Obligation). Model ini memastikan bahwa target pengembalian investasi lebih realistis dan disesuaikan dengan karakter masing-masing BUMN. “Chairman Khazanah adalah Perdana Menteri Malaysia secara ex officio, yang bertujuan untuk mengurangi intervensi yang tidak perlu. Namun, model ini juga punya risiko, seperti yang terjadi pada kasus 1MDB,” tambahnya.

Toto menyarankan agar dalam pembentukan Badan Pengelola BUMN, otonomi yang cukup besar harus diberikan agar institusi ini dapat bergerak lincah. Selain itu, model pengelolaan sumber daya manusia harus lebih profesional, dengan merekrut tenaga ahli yang berpengalaman dan menjaga agar pengelolaan talenta BUMN tidak terlalu dipolitisasi.

“Jika rencana pembentukan Badan Pengelola BUMN ini terwujud, maka adaptasi kelembagaan harus dilakukan dengan hati-hati. Masa transisi yang matang sangat penting agar institusi ini bisa benar-benar menjadi powerhouse yang mampu mendorong BUMN Indonesia ke tingkat yang lebih tinggi,” pungkas Toto.

Baca Juga: Penyusunan Kabinet Prabowo-Gibran Diperkirakan Selesai H-5 Pelantikan

Selanjutnya: Netanyahu: Libanon akan Bernasib Sama Seperti Gaza Jika Mendukung Hezbollah

Menarik Dibaca: Pasangan Shio Terbaik Menurut Astrologi China, Shio Babi Cocok dengan Apa?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Eksekusi Jaminan Fidusia Pasca Putusan MK Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES)

[X]
×