Reporter: Asnil Bambani Amri | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. Pemerintah Indonesia jengkel atas keputusan produsen BlackBerry (BB) Research In Motion (RIM) yang lebih memilih Malaysia sebagai basis produksinya ketimbang di Indonesia.
Padahal, bila dihitung-hitung jumlah penjualan dan pengguna Blackberry di Malaysia jauh tertinggal ketimbang di Indonesia.
Hal itu diungkapkan Wakil Menteri Perdagangan, Bayu Krisnamurthi, di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Selasa (3/7). "Kami kecewa kepada RIM, kenapa dia bikin disitu (Malaysia), pasarnya yang besar disini kok," kata Bayu.
Selama Januari-Mei 2012, terjadi kenaikan nilai impor produk seluler (HP) ke Indonesia dengan nilai yang cukup signifikan.
Lebih lanjut, Bayu Krisnamurthi mengungkapkan, impor telepon seluler merupakan salah satu produk yang berpengaruh terhadap meningkatnya angka impor yang signifikan dan berkontribusi terhadap defisit perdagangan non-migas bulan Mei 2012.
"Impor seluler besar, karena demand-nya pun besar," ungkap Bayu.
Data Kementerian Perdagangan, impor telepon seluler angkanya naik selama bulan Januari sampai Mei sebesar 22,2%. Bayu menuturkan, untuk menekan angka impor itu, pemerintah akan mendorong perusahaan-perusahaan yang memproduksi telepon seluler itu untuk berinvestasi di Indonesia.
"Solusinya tidak ada cara lain, kami mendorong mereka membangun pabrik disini (Indonesia), investasi disini karena demand besar," tegas Bayu. (Srihandriatmo Malau/Tribunnews)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News