Reporter: Annisa Aninditya Wibawa, Merlinda Riska | Editor: Anastasia Lilin Yuliantina
JAKARTA. Upaya perusahaan jasa konstruksi PT Waskita Karya (Persero) Tbk berburu kontrak anyar tak sia-sia. Sepanjang Januari-Agustus 2014, perusahaan plat merah itu mengaku telah meneken aneka kontrak anyar dengan total nilai Rp 10,7 triliun.
Total nilai kontrak itu tumbuh 40,79% jika dibandingkan dengan nilai kontrak yang dikantongi Waskita Karya pada periode yang sama tahun lalu. Sebab, dari Januari-Agustus 2013, perusahaan itu meraih kontrak baru Rp 7,6 triliun.
Sementara jika dibandingkan dengan target perolehan kontrak baru tahun ini sebanyak Rp 18,7 triliun, berarti kontrak anyar itu setara dengan pencapaian 57,22%. Perlu Anda ketahui, raihan kontrak anyar perusahaan berkode WSKT di Bursa Efek Indonesia itu pada 2013 adalah Rp 13,3 triliun.
Raihan kontrak anyar periode Januari-Agustus tahun ini tak bisa terlepas dari perolehan kontrak baru pada Agustus 2014. "Selama Agustus, kami mendapatkan new order book sebesar Rp 3,3 triliun," ungkap Haris Gunawan, Sekretaris Perusahaan Waskita Karya, kepada KONTAN, Senin, (8/9). Ini berarti, kontribusi kontrak baru pada Agustus setara dengan 30,84%.
Beberapa kontrak anyar yang didapat Waskita Karya seperti, proyek konstruksi jalan tol Pejagan–Pemalang senilai Rp 1,68 triliun. Pada proyek jalan tol milik Grup MNC sepanjang 22 kilometer (km) itu, Waskita Karya berperan sebagai kontraktor.
Beberapa proyek lain adalah proyek pembangunan Perpustakaan Nasional senilai Rp 390 miliar dan proyek pembangunan Stadion Balikpapan senilai Rp 550 miliar. Ada pula proyek rumah susun DKI Jakarta senilai Rp 102 miliar dan proyek pembangunan Sentul Tower senilai Rp 121 miliar.
Gandeng BinLadin
Sambil mengincar proyek anyar, Waskita akan melanjutkan pekerjaan rumahnya yakni menyelesaikan kontrak yang sudah diteken. Tak cuma kontrak di dalam negeri, perusahaan itu juga gencar menggarap proyek di luar negeri.
Paling tidak, perusahaan itu diketahui sedang menggarap dua proyek di luar negeri. Pertama, perluasan kapasitas Masjidil Haram di Mekah, Arab Saudi.
Proyek berlabel Increasing Mataf Capacity Project itu bernilai 27 juta real Arab Saudi, atau setara dengan Rp 54 miliar.
Waskita Karya tak bekerja sendirian untuk menggarap kontrak yang didapat tahun 2013 itu. Perusahaan itu menggandeng kelompok konglomerat di bidang konstruksi dari Arab Saudi, yakni Saudi BinLadin Group.
Sebagai informasi, kerjasama dengan BinLadin Group itu bukan yang pertama. Sejak bekerjasama dengan grup perusahaan itu pada 2006, Waskita Karya telah mengantongi total nilai proyek bersama sebesar Rp 900 miliar.
Kedua, pembangunan bandar udara (bandara) Suai di Timor Leste. Nilai kontrak proyek iyu US$ 67 juta atau sekitar Rp 670 miliar.
Selain dua kontrak itu, Waskita Karya tengah menunggu kabar nasib tender yang dia ikuti di dua proyek lain, yakni, proyek perluasan Masjid Nabawi di Madinah, Arab Saudi.
Pada proyek itu, Waskita Karya kembali mengikat kerjasama dengan Bin Laden Group. "Saat ini masih proses tender dan kami belum tahu selesainya kapan karena ada isu sensitif yakni pemindahan makam Nabi Muhammad," terang Haris.
Tender lain adalah proyek gedung perkantoran di area negara ASEAN. Tanpa menyebutkan detail lokasi, Haris bilang proyek itu bernilai hampir Rp 1 triliun.
Waskita Karya menargetkan bisa mengantongi kontribusi pendapatan dari proyek luar negeri sebesar 5%-7% terhadap total target pendapatan perusahaan itu tahun ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News