Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) menyiapkan langkah mitigasi di tengah tren pelemahan rupiah dan gejolak ekonomi global. Emiten konstruksi plat merah ini mewaspadai lonjakan harga barang material.
Seperti diketahui, gejolak ekonomi global membayangi pasca perang tarif yang digaungkan oleh Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump.
Dalam situasi tersebut, nilai tukar rupiah Jisdor Bank Indonesia menyentuh level Rp 16.849 per dolar AS pada Selasa (8/4).
Corporate Secretary Wijaya Karya Mahendra Vijaya membenarkan kondisi ini bakal membawa dampak bagi bisnis konstruksi. Tetapi sejauh ini, WIKA masih melakukan kajian untuk menghitung seberapa signifikan dampaknya, terutama terhadap harga material.
Baca Juga: Wijaya Karya (WIKA) Merugi Rp 2,33 Triliun di 2024, Turun 68,19%
"Walaupun WIKA tidak banyak melakukan impor material, tapi jika nanti material lokal terdampak, hal ini akan menjadi dampak ke WIKA," kata Mahendra saat dihubungi Kontan.co.id, Selasa (8/4).
Mahendra memberikan gambaran, porsi material impor WIKA hanya di bawah 10%. WIKA pun masih mengevaluasi dampak dari pelemahan kurs rupiah.
Jika diperlukan, WIKA akan melakukan pembicaraan dengan para klien pemberi kontrak.
"Kalau untuk dampak pelemahan kurs rupiah terhadap dolar AS secara spesifik belum ada pembicaraan dengan pemberi kerja karena masih kami evaluasi lebih lanjut," imbuh Mahendra.
Mahendra mengatakan, progres proyek-proyek yang sedang digarap oleh WIKA akan berjalan sesuai dengan anggaran pemberi kerja. Mahendra memastikan proyek pemerintah dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang tidak mengalami perubahan anggaran tetap berjalan sesuai perencanaan.
Baca Juga: Sambut Lebaran, Wijaya Karya (WIKA) Siap Operasikan Jalan Tol Serang-Panimbang
"Beberapa proyek yang dananya berasal dari loan pemerintah atau BUMN yang tidak mengalami perubahan anggaran masih berjalan on progres," kata Mahendra.
Mengenai perolehan kontrak baru selama periode kuartal I-2025, sejauh ini WIKA masih melakukan konsolidasi. Hanya saja, Mahendra memberikan gambaran secara nilai, perolehan kontrak baru mengalami penurunan dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
"Untuk perolehan kontrak baru sendiri memang menurun dibandingkan kuartal I-2024 tapi angka finalnya sedang kami kalkulasi secara konsolidasi dulu," ungkap Mahendra.
Selanjutnya: Prabowo Minta Kebijakan TKDN Fleksibel, Realistis, dan Diganti Insentif
Menarik Dibaca: 7 Tips Makeup Matte Agar Tidak Menggumpal, Jangan Lupa Pakai Primer!
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News