Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wilmar Padi Indonesia (WPI) terus menunjukkan komitmennya dalam mendukung swasembada pangan nasional melalui Farmer Engagement Program (FEP).
Program pendampingan petani ini diharapkan menjadi contoh peran aktif sektor swasta dalam mendukung kebijakan pemerintah.
Rice Business Head PT WPI, Saronto, menyatakan bahwa tahun ini perusahaan menargetkan kemitraan FEP seluas 30.000 hektare (ha) di Jawa dan Sumatra.
Baca Juga: Wilmar Padi Indonesia dan Pemkab Blora Bersinergi Tingkatkan Produksi Pangan
Peningkatan target ini sejalan dengan bertambahnya daerah yang menjalin kerja sama dengan perusahaan. Tahun lalu, WPI berhasil merealisasikan kemitraan lahan seluas 20.000 ha, yang dikelola lebih dari 20.000 petani.
Wilayah kemitraan tersebut mencakup Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Banten, Sumatera Selatan, dan Sumatera Utara, dengan luas lahan terbesar di Jawa Timur mencapai 14.000 ha.
“Petani telah merasakan manfaat kemitraan, sehingga program kami dapat diterima dengan baik,” ujar Saronto dalam acara Buka Puasa Bersama Media di Jakarta, Jumat (7/3).
WPI terus memperkuat dukungannya terhadap program pangan nasional. Salah satu langkah nyata adalah penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) dengan Kementerian Pertanian terkait pembelian gabah di tingkat petani dengan harga Rp 6.500 per kilogram (kg).
Baca Juga: Upaya Pemerintah Bersinergi dengan Swasta dan Petani Menuju Swasembada Pangan
Selain itu, WPI turut membantu Perum Bulog dalam memasok beras public service obligation (PSO) sebagai cadangan pangan pemerintah yang akan disalurkan sepanjang Februari hingga April 2025.
Perusahaan juga menyediakan fasilitas tolling atau maklon untuk membantu Bulog dalam proses penggilingan gabah di lima pabriknya. Kapasitas produksi mencapai 1.000 ton per unit per hari selama musim panen raya pada Maret hingga April 2025.
“Kami turut membantu Bulog dalam mengidentifikasi daerah panen dan kelompok tani yang siap menjual gabahnya,” jelas Saronto.
Sejak tahun lalu, WPI telah menjalin kerja sama dengan Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan dalam program budidaya padi di Nusa Kambangan, Jawa Tengah. Program ini bertujuan meningkatkan produksi pangan sekaligus memberdayakan warga binaan dengan keterampilan bertani.
Baca Juga: Berkejaran Menuju Target Swasembada Pangan
Selain itu, WPI bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Blora dalam program penanaman padi seluas 500 ha. Perusahaan juga mengadakan program tanam bersama dengan TNI-Polri di 30 lokasi di Jawa dan Sumatera.
Sebagai bagian dari optimasi lahan pertanian, WPI membantu menghidupkan kembali lahan tidur di Sidoarjo, Jawa Timur, dan Palembang, Sumatera Selatan.
“Pemanfaatan lahan tidur bisa menjadi alternatif untuk menambah produksi pangan,” ujar Saronto.
WPI juga berperan dalam mempermudah akses petani terhadap peralatan pertanian guna meningkatkan kemandirian mereka. “Akses kepada peralatan pertanian perlu dibuka agar petani memiliki jalur sendiri, sehingga lebih mandiri,” tambahnya.
Baca Juga: Kementan Optimistis Peluang Swasembada Pangan pada 2027 Semakin Terbuka
Selain itu, perusahaan bekerja sama dengan Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kabupaten Sragen dalam memperbaiki saluran irigasi melalui pembangunan tong gantung atau talang air. Fasilitas ini telah membantu sekitar 287 ha lahan pertanian.
Dengan berbagai inisiatif tersebut, WPI berupaya memperkuat perannya dalam mendukung ketahanan pangan nasional melalui kemitraan strategis dengan petani dan pemerintah.
Selanjutnya: Sido Muncul (SIDO) Raih Kinerja Positif di Tahun 2024, Cek Rekomendasi Sahamnya
Menarik Dibaca: Robert Kiyosaki Sebut Orang yang Jual Bitcoin dengan Julukan Ini
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News