Reporter: Leni Wandira | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Widodo Makmur Perkasa Tbk (WMPP) menargetkan pertumbuhan pendapatan sebesar 57% pada 2025 dengan proyeksi revenue mencapai Rp830 miliar hingga akhir tahun.
Peningkatan ini signifikan dibandingkan capaian tahun sebelumnya sebesar Rp539 miliar dan menjadi sinyal pemulihan kinerja perusahaan setelah melalui masa konsolidasi.
Founder & CEO Widodo Makmur Perkasa, Tumiyono, menyebutkan bahwa pertumbuhan pendapatan akan berdampak langsung pada perbaikan menyeluruh terhadap performa operasional dan bottom line perseroan.
“Di tahun ini sudah mulai ada perbaikan. Revenue kita sampai akhir tahun diproyeksikan naik 57% dibanding tahun lalu, dan ini akan berdampak positif pada seluruh kinerja, termasuk laba dan efisiensi operasional,” ujarnya dalam paparan publik, Rabu (25/6).
Baca Juga: Restrukturisasi Utang Usai, Widodo Makmur Unggas (WMUU) Fokus Genjot Kinerja
Performa keuangan perseroan mulai menunjukkan perbaikan pada awal 2025. Pada kuartal I tahun ini, pendapatan tercatat mencapai Rp203,9 miliar atau melonjak 81% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp112,8 miliar.
Meski masih mencatatkan rugi operasional sebesar Rp26,7 miliar, angka tersebut sudah membaik 47% secara tahunan (YoY). Sementara itu, EBITDA berhasil positif di Rp2,28 miliar — berbalik arah dari negatif di periode sebelumnya.
Net loss juga menunjukkan tren perbaikan dengan penurunan 35% menjadi Rp68 miliar. “Tren perbaikan ini akan semakin kuat di semester pertama 2025, di mana revenue kami diperkirakan mencapai Rp407 miliar atau tumbuh 89% dibanding tahun lalu,” tambah Tumiyono.
Dalam rangka mempercepat perbaikan kinerja dan menghasilkan EBITDA serta laba bersih positif, WMPP mengandalkan dua strategi utama: divestasi aset non-produktif dan kolaborasi strategis di lini produk olahan.
Baca Juga: Capai Perdamaian dengan kreditur, Cek Strategi Widodo Makmur Unggas Perbaiki Kinerja
Salah satu langkah konkret adalah divestasi properti milik perseroan di Bekasi Barat yang sedang dalam proses negosiasi dengan investor.
“Targetnya bisa rampung di Q3 atau awal Q4 tahun ini. Dana dari divestasi akan menambah working capital dan mendukung percepatan pemulihan bisnis,” ujarnya.
Selain itu, perseroan juga akan melepas sebagian kepemilikan di unit pengolahan makanan dari semula 99% menjadi 48-50% kepada mitra strategis. Inisiatif ini bertujuan mendatangkan ekuitas baru sekaligus meningkatkan kapasitas produksi di sektor hilir, khususnya di fasilitas di Cianjur dan Pasir Tengah.
Dari sisi eksternal, Tumiyono optimistis bahwa membaiknya daya beli masyarakat serta tren peningkatan konsumsi protein hewani akan menjadi katalis positif bagi bisnis WMPP. Berdasarkan data internal, konsumsi ayam dan telur nasional menunjukkan peningkatan signifikan.
"Konsumsi ayam nasional diproyeksikan naik 12-13%, atau sekitar 90 ton, seiring normalisasi spending rumah tangga," jelasnya.
Peningkatan konsumsi ini juga didorong oleh momentum pemulihan daya beli pasca-pandemi serta program bantuan pangan pemerintah (MPG), di mana 18% pengaruhnya berasal dari konsumsi protein hewani.
Perseroan juga menegaskan bahwa proses Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) terhadap entitas anak, WMU, telah selesai dan menghasilkan kesepakatan positif.
Dalam hasil homologasi, bunga utang ditetapkan hanya 4% hingga tahun keempat dan 5% untuk tahun ke-6 hingga ke-10. Hal ini dinilai menjadi faktor pendorong stabilitas keuangan perusahaan dalam jangka panjang.
“Kami optimistis target EBITDA dan bottom line positif di akhir tahun bisa tercapai melalui kombinasi strategi korporasi, pemulihan permintaan pasar, dan efisiensi keuangan,” pungkas Tumiyono.
Baca Juga: Ini Fokus Widodo Makmur Unggas (WMUU) Usai Restrukturisasi Utang Rampung
Selanjutnya: Prabowo Resmikan Fasilitas Kesehatan Estetika Modern Kolaborasi RI-Korsel di Bali
Menarik Dibaca: Kulit Stres? Ini 5 Cara Mengatasi Kulit Stres dengan Tepat, Jangan Skip Moisturizer!
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News