Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Nina Dwiantika
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Di bulan September 2025 ini, harga ayam melonjak tinggi. Dari data Badan Pangan, harga ayam mendekati Harga Acuan Penjualan (HAP) yang sebesar Rp 40.000 per kg, bahkan untuk wilayah pulau Jawa dan Indonesia Timur harga ayam telah mencapai titik HAP dan di atas HAP.
Menanggapi kenaikan harga ayam tersebut, Direktur PT Widodo Makmur Unggas Tbk (WMUU), Trimaha Wijaya Herlambang menyampaikan, dalam beberapa minggu terakhir, harga pembelian di tingkat peternak masih berada pada level yang relatif tinggi. Kondisi ini mengakibatkan terbatasnya pasokan di pasar ritel, sehingga memicu kenaikan harga ayam pada tingkat ritel.
Kenaikan harga ayam di pasar ritel tersebut murni dipengaruhi oleh kondisi pasokan dan harga di tingkat peternak. Tidak terdapat faktor lain yang secara signifikan memengaruhi pergerakan harga pada periode saat ini.
Sebagai langkah antisipatif terhadap kenaikan harga tersebut, WMUU senantiasa menjaga ketersediaan stok guna memastikan stabilitas pasokan sesuai dengan kebutuhan pasar. Upaya ini dilakukan untuk menjaga keseimbangan harga, melindungi daya beli konsumen, serta mendukung terciptanya kondisi pasar yang lebih terkendali.
Baca Juga: Pendapatan Widodo Makmur Perkasa (WMPP) Meroket 84,5% pada Semester I-2025
Lanjut Trimaha, WMUU memproyeksikan bahwa pasokan ayam pada tahun 2025 akan mengalami peningkatan sebesar 63% dibandingkan tahun 2024, sehingga total pasokan diperkirakan mencapai 16.000 ton. “Proyeksi ini mencerminkan komitmen Perseroan dalam memperkuat kapasitas produksi sekaligus memastikan ketersediaan pasokan yang memadai guna memenuhi kebutuhan pasar secara berkelanjutan,” katanya kepada KONTAN, Selasa (23/9).
Hingga saat ini, produksi ayam parent stock (PS) dan ayam day old chick (DOC) masih berjalan dalam kondisi normal. Adapun, permintaan ayam DOC mengalami peningkatan dengan harapan kondisi tersebut akan diikuti oleh kenaikan harga livebird (LB).
Untuk memastikan keberlanjutan pasokan, WMUU menjalankan strategi pengelolaan stok yang terukur, peningkatan efisiensi operasional, serta memanfaatkan dukungan program pemerintah MBG. Langkah-langkah tersebut dilakukan guna menjaga stabilitas harga, memenuhi kebutuhan konsumen, serta mendukung pertumbuhan industri secara berkelanjutan.
Trimaha menambahkan, seluruh proyeksi dan strategi WMUU berlandaskan pada dinamika supply dan demand, serta daya daya beli masyarakat. Kehadiran program MBG yang digagas Pemerintah memberikan peluang besar untuk WMUU untuk berpartisipasi dalam pemenuhan kebutuhan pasar.
Selain itu, WMUU senantiasa mematuhi serta mengikuti arahan harga acuan pemerintah (HAP) sebagai bentuk komitmen dalam menjaga stabilitas pasar dan mendukung kebijakan nasional.
Baca Juga: Widodo Makmur Unggas(WMUU) Bidik Pendapatan Rp 533 Miliar di 2025, Intip Strateginya
Selanjutnya: Hong Kong Dilanda Panic Buying Jelang Kedatangan Super Topan Ragasa
Menarik Dibaca: Ini Daftar Lengkap 30 Kandidat yang Akan Mendapat Ballon d’Or di 2025
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News