kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.917   13,00   0,08%
  • IDX 7.197   56,12   0,79%
  • KOMPAS100 1.107   11,64   1,06%
  • LQ45 878   11,94   1,38%
  • ISSI 221   0,95   0,43%
  • IDX30 449   6,34   1,43%
  • IDXHIDIV20 540   5,67   1,06%
  • IDX80 127   1,46   1,16%
  • IDXV30 134   0,44   0,32%
  • IDXQ30 149   1,61   1,09%

XL Axiata (EXCL): Kehadiran Starlink Bisa Meningkatkan Efisiensi, Tapi Bisa Mengancam


Kamis, 25 April 2024 / 18:37 WIB
XL Axiata (EXCL): Kehadiran Starlink Bisa Meningkatkan Efisiensi, Tapi Bisa Mengancam
Jajaran direksi dan manajemen PT XL Axiata Tbk (EXCL) dalam acara Halal Bilalal di XL Axiata Tower, Jakarta, Kamis (25/4).


Reporter: Yuliana Hema | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kehadiran layanan satelit internet milik Elon Musk, Starlink di Indonesia dinilai akan menjadi pisau bermata dua. Satu sisi akan memberikan keuntungan bagi pemerataan internet, di sisi lain akan mengancam bisnis para emiten operator. 

Hal tersebut yang juga dirasakan oleh PT XL Axiata Tbk (EXCL). Tak bisa dipungkiri, layanan Low Earth Orbit (LEO) dapat menjangkau daerah Tertinggal, Terdepan dan Terluar (3T).

Direktur & Chief Technology Officer I Gede Darmayusa menilai keadaan Starlink sejatinya dapat menekan biaya sewa kapasitas yang jauh lebih rendah sehingga bisa menggantikan biaya satelit yang mahal. 

"Kami sudah menjalin kerja sama dengan Starlink, khususnya untuk menjangkau BTS (Base Transceiver Station) XL Axiata yang berada di pedalaman," ucapnya saat ditemui di XL Axiata Tower, Kamis (25/4). 

Baca Juga: Wacana Merger XL Axiata (EXCL)-Smartfren (FREN) Mencuat, Nilainya Ditaksir US$ 3,5 M

Menurutnya, Starlink punya pangsa pasar yang berbeda dengan XL Axiata. Starlink bisa menjangkau pasar yang sangat masih sangat terbatas logistiknya, keamanan yang masih rendah hingga biaya perawatan yang tinggi.  

"Namun yang menjadi perhatian ialah ketika Starlink mulai merambah ke segmen alias business to customer (B2C), baik pelanggan internet rumahan maupun sebagai handset," ucap Gede.

Untuk itu, Gede meminta pemerintah dalam hal ini Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) dalam memberikan ruang bersaing yang setara antara Starlink dengan operator dalam negeri lainnya. 

"Jangan sampai, struktur biaya atau cost structure kami dengan mereka (Starlink) berbeda," jelas dia. 

 

Presiden Direktur XL Axiata Dian Siswarini menambahkan untuk saat ini, Starlink belum mengancam bisnis EXCL karena bandwith atau jaringannya masih sangat terbatas. 

"Tapi kalau mereka nanti bisa tumbuh dengan menambah satelit yang jauh lebih banyak dengan struktur biaya yang kecil, itu akan menjadi ancaman," ucap Dian.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×