kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Zimbabwe Bidik Kerja Sama Pembuatan dan Distribusi Vaksin dengan Bio Farma


Minggu, 22 Mei 2022 / 10:51 WIB
Zimbabwe Bidik Kerja Sama Pembuatan dan Distribusi Vaksin dengan Bio Farma
ILUSTRASI. Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Zimbabwe mencari potensi kerja sama pembuatan dan distribusi vaksin Covid-19 dengan Indonesia. Hal itu disampaikan Wakil Presiden I Zimbabwe Jenderal (Purn) Constantino Chiwenga saat menyambangi fasilitas produksi Bio Farma pada Jumat (20/5).

Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir mengatakan, kesadaran masyarakat atas kesehatan meningkat secara signifikan, terlebih sejak wabah Covid-19 muncul pada tahun 2020. Industri kesehatan menjadi leading sector untuk menerangi pandemi karena banyak negara yang menangani kondisi serius ini, termasuk Indonesia.

“Dari pandemi, kita bisa belajar bahwa kolaborasi benar-benar merupakan kunci untuk memperkuat keamanan kesehatan global,” ujarnya dalam keterangan resmi yang diterima Kontan.co.id, Minggu (22/5).

Honesti menambahkan, kegiatan ini bisa menjadi upaya kolektif yang sangat besar dari Bio Farma, di mana antara Bio Farma dengan Zimbabwe akan membahas produksi bersama produk vaksin, dan kontribusi bersama dalam hal kesehatan.

Baca Juga: Bio Farma Gelontorkan US$ 20 Juta untuk Potensial Startup di Bidang Kesehatan

Wapres Zimbabwe Constantino Chiwenga, yang sekaligus merangkap Menteri Kesehatan dan Perlindungan Anak Republik Zimbabwe mengatakan, tujuan kedatangan ke Bio Farma adalah untuk mencari potensi kerjasama untuk memproduksi vaksin di Zimbabwe. Adapun pihaknya ingin mempelajari keberhasilan Indonesia dalam pembangunan bidang kesehatan.

“Kami sudah mengetahui bahwa Indonesia memiliki kemampuan dalam memproduksi produk obat - obatan khususnya vaksin. Dan kami berharap bahwa Zimbabwe juga suatu saat bisa memproduksi vaksin di kemudian  hari yang berkolaborasi dengan perusahaan nasional farmasi di Zimbabwe,” ujarnya.

Dia berharap, ke depannya akan ada kesepakatan untuk bertukar informasi dan teknologi antara Bio Farma dengan Zimbabwe dalam produksi dan pendistribusian vaksin. Hal ini mengingat bahwa posisi Zimbabwe yang strategis yang terletak di pusat bagian selatan benua Afrika, bisa menjadi hub untuk negara- negara yang berada di sekitarnya.

Sejak tahun 2007, Bio Farma yang sudah mengirimkan produk vaksinnya ke Zimbabwe, berupa vaksin Polio, Campak, Difteri, Tetanus, Pertusis melalui United Nations Children's Fund (UNICEF), hingga saat sudah sekitar 1,6 juta vial terkirim ke 16,9 juta dosis.

Direktur Operasi Bio Farma, Rahman Roestan memberikan penjelasan mengenai Holding BUMN Farmasi, yang saat ini sudah terbentuk sejak tahun 2020.  Lebih jauh Rahman bilang bahwa transfer teknologi bisa dilakukan dengan membagi peran antara Bio Farma dengan, pihak Zimbabwe.

Baca Juga: Bio Farma dan MDI Ventures Bentuk Badan Investasi untuk Startup Biotek

“Bio Farma memerlukan mitra lokal di Zimbwabe yang bisa memproduksi vaksin, dengan fasilitas yang memadai, regulator (Badan POM), distribusi dan marketing. Dari pihak Bio Farma akan menyediakan teknologi transfer downstream, metode pengawasan mutu, dan Bio Farma bisa memberikan supply bulk vaksin untuk Zimbabwe,” ujar Rahman.

Rahman juga memberikan penjelasan mengenai teknologi distribusi vaksin, yang memanfaatkan Internet of Things (IoT) dengan nama Sistem Manajemen Distribusi Vaksin (SMDV) yang bisa memantau pergerakan vaksin sejak dari tempat produksi hingga digunakan oleh masyarakat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×