Reporter: Pratama Guitarra | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. PT ABM Investama Tbk berencana mengeluarkan investasi senilai US$ 100 juta - US$ 150 juta untuk merealisasikan akuisisi tambang batubara yang rencananya dilakukan pada tahun 2017 ini.
Akuisisi tambang batubara ini menjadi prioritas ABM. Perusahaan mengklaim, akuisisi ini bisa meningkatkan cadangan batubara guna mendukung peningkatan produksi batubara perusahaan.
Direktur Keuangan ABM Investasma, Adrian Erlangga mengatakan sudah membidik beberapa perusahaan tambang untuk segera dilakukan akuisisi. Namun, saat ini beberapa perusahaan tersebut belum bisa dibeberkan.
Yang jelas, produksi dari beberapa perusahaan tambang masih sangat baik. Sehingga peningkatan produksi batubara ABM Investama bisa semakin melejit.
"Kita perkirakan nilai investasi akuisisi tambangnya US$ 100 juta - US$ 150 juta. Rencana akuisisi bisa dilakukan tahun ini," ungkap Adrian kepada KONTAN, Rabu (2/8).
Adapun mengenai pendanaan akuisisi tambang ini berasal dari kas internal perusahaan juga melalui pinjaman perbankan yang belum bisa disebutkan namanya.
Asal tahu saja, Saat ini ABM Investama memiliki dua lokasi pertambangan yaitu melalui PT Tunas Inti Abadi di Kalimantan Selatan dan PT Mifa Bersaudara dan PT Bara Energi Lestari yang beroperasi di Nangroe Aceh Darussalam.
"Target produksi kita tahun ini mencapai 8 juta ton - 9 juta ton. Dengan akuisisi ini, sesuai rencana produksi akan semakin bertambah pastinya," jelasnya.
Pada 2017, fokus ABM adalah untuk terus memperkuat balance sheet melalui pemangkasan utang serta meningkatkan sinergi diantara anak usaha serta utilisasi dan produktivitas aset.
"Dengan menekankan pada struktur permodalan yang lebih kuat serta operational excellence, ABM diharapkan akan memiliki kemampuan bertahan dalam menghadapi kondisi pasar komoditas batubara yang volatile," jelasnya.
Sepanjang 2016, total produksi batu bara ABM Investama mencapai 6 juta ton dan akan terus ditingkatkan hingga mencapai 14 juta ton di 2019. Produksi batu bara ABM akan dipasarkan ke Tiongkok, India dan memenuhi kebutuhan domestik untuk memasok pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) yang banyak dibangun pemerintah.
"Untuk realisasi Semester I belum bisa kita beberkan. Nanti ya," tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News