Reporter: Riset Kontan, SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan
Di tahun pertama Bukalapak berdiri, Zaky berhasil mengumpulkan 10.000 users. Sejak awal, ia memang aktif mengajak pelaku UMKM untuk jualan di situsnya. "Saya rajin promosi lewat sosial media Facebook," imbuhnya.
Selain itu, dia juga kerap mengajak mereka satu per satu lewat personal message. Hal itu Zaky lakukan setiap hari selama berbulan-bulan.
Baca Juga: Cermati.com gandeng Bukalapak luncurkan fitur pengajuan kartu kredit online
Sedikitnya, ada 100 orang yang menerima personal message darinya. Zaky mengungkapkan, cara itu sangat efektif menjaring pelaku UMKM untuk masuk ke Bukalapak.
Saban hari, ada saja pelaku UKM yang bergabung. "Buat mereka juga nothing to lose, free, kok, tinggal jualan saja, dan memang terbukti setiap hari terus bertambah grafiknya," ungkap dia.
Selang berjalan beberapa bulan, Bukalapak mulai memiliki karyawan berjumlah delapan orang. Meski begitu, bukan pekerjaan mudah bagi Zaky.
Baca Juga: Merasa berpengalaman, Bukalapak ingin menjadi penyalur KUR
Tantangan lain baginya dalam membangun Bukalapak adalah membuat masyarakat percaya untuk belanja di situs e-commerce besutannya itu. "Bikin orang percaya itu tidak mudah," kata zaky.
Lalu, masyarakat Indonesia belum terbiasa menggunakan internet. Tambah lagi, orang Indonesia rata-rata belum memiliki akun bank, sehingga sulit untuk belanja secara online.