kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.912   12,00   0,08%
  • IDX 7.199   58,54   0,82%
  • KOMPAS100 1.106   11,37   1,04%
  • LQ45 878   11,64   1,34%
  • ISSI 221   1,06   0,48%
  • IDX30 449   6,23   1,41%
  • IDXHIDIV20 540   5,82   1,09%
  • IDX80 127   1,42   1,13%
  • IDXV30 134   0,44   0,33%
  • IDXQ30 149   1,71   1,16%

Ada Ancaman Resesi Global, John Riady Optimistis Sektor Properti Tetap Prospektif


Senin, 24 Oktober 2022 / 15:47 WIB
Ada Ancaman Resesi Global, John Riady Optimistis Sektor Properti Tetap Prospektif
CEO Lippo Karawaci John Riady. Ada Ancaman Resesi Global, John Riady Optimistis Sektor Properti Tetap Prospektif.


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Direktur Eksekutif Lippo Group John Riady optimistis sektor properti di dalam negeri tetap prospektif meski perekonomian global dibayangi ancaman resesi yang dipicu krisis pangan, energi, finansial, dan konflik geopolitik Ukraina vs Rusia.

“Secara makro perekonomian nasional jauh lebih baik dibandingkan negara lain.  Jadi,  menurut saya  ancaman resesi memang ada tetapi dari potensi dan kekuatan struktur ekonomi Indonesia, kita masih bisa lebih baik dan mampu bertahan,” kata John dalam keterangannya, Senin (24/10/2022).

Sejumlah lembaga dunia, termasuk Dana Moneter Internasional (IMF) memperkirakan perekonomian global akan masuk jurang resesi pada tahun depan sebagai dampak dari kenaikan suku bunga dan inflasi, akan memukul sektor ekonomi.

IMF juga menurunkan proyeksi pertumbuhan global tahun depan hanya 2,7% dan memperingatkan terjadinya resesi jika para pembuat kebijakan salah menangani perang melawan inflasi.

Baca Juga: Bos Lippo John Riady Sebut Keberadaan Dokter Spesial Masih Terpusat di Kota Besar

Sementara itu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) memproyeksi pertumbuhan ekonomi tahun depan sebesar 5,3%. 

Di sisi lain, dalam menghadapi potensi resesi, pemerintah bersama Bank Indonesia (BI) telah menerapkan berbagai strategi, mulai dari pengendalian inflasi dari sisi harga pangan, hingga secara perlahan-lahan menaikkan suku bunga acuan.

Imbas kebijakan itupun akan mempengaruhi pasar seperti terindikasi dari indeks kepercayaan konsumen dan penurunan indeks manufaktur. Persoalan serupa juga bakal dirasakan sektor properti sebagai salah satu pilar perekonomian nasional.

John mengatakan sektor properti akan tetap berpeluang mengalami pertumbuhan. Karena dari segi investasi, properti masih menjadi aset yang baik di tengah kondisi ekonomi saat ini.

“Jika sektor properti bisa diselamatkan, saya yakin daya tahan ekonomi nasional menjadi lebih kuat,” jelas John.

Baca Juga: Matahari Department (LPPF) Bakal Memperbesar Pembagian Dividen jadi Rp 525 Per Saham

Ia menambahkan sejauh ini sektor properti menjadi salah satu sektor penyangga terbesar Produk Domestik Bruto (PDB), sekitar 13,6%. Selain itu, terdapat ekosistem industri yang sangat besar terkait sektor properti, sedikitnya 175 jenis industri terlibat di sektor itu.

Dengan postur yang ada, sektor properti diyakini mampu menggerakkan roda perekonomian dan menjadi andalan pendapatan pajak pusat maupun daerah.

“Karena itu penting bagi kami berupaya mengembangkan dan menyelamatkan sektor properti agar perekonomian nasional tetap tumbuh,” kata John.

John juga merespons positif langkah Bank Indonesia  untuk melanjutkan kebijakan relaksasi rasio Loan to Value/Financing to Value (LTV/FTV) untuk kredit/pembiayaan properti maksimal 100%.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×