kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   10.000   0,67%
  • USD/IDR 15.930   -61,00   -0,38%
  • IDX 7.141   -39,42   -0,55%
  • KOMPAS100 1.095   -7,91   -0,72%
  • LQ45 866   -8,90   -1,02%
  • ISSI 220   0,44   0,20%
  • IDX30 443   -4,74   -1,06%
  • IDXHIDIV20 534   -3,94   -0,73%
  • IDX80 126   -0,93   -0,74%
  • IDXV30 134   -0,98   -0,72%
  • IDXQ30 148   -1,09   -0,73%

Ada El-Nino, Harga Cabai Tambah Pedas


Jumat, 04 Agustus 2023 / 14:38 WIB
Ada El-Nino, Harga Cabai Tambah Pedas
ILUSTRASI. Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) menyoroti kenaikan harga cabai di pasar.KONTAN/Fransiskus Simbolon


Reporter: Lailatul Anisah | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) menyoroti kenaikan harga cabai di pasar. 

Sekjen Ikappi, Reynaldi Sarijowan mengatakan memasuki kemarau ekstrem atau el-nino harga cabai di pasar mulai terkerek naik. 

Ia sebutkan harga berbagai jenis cabai saat ini sudah banyak yang mendekati angka Rp 50.000/kg. Padahal menurutnya ketika permintaan cenderung stabil seperti ini harga normal cabai ada di kisaran Rp 33.000/kg. 

"Cabai merah sekarang Rp 49.000/kg, cabai keriting Rp 48.000/kg, normalnya Rp 33.000/kg. Maka ini ada persoalan supply dan demand yang terganggu," kata Reynaldi pada Kontan.co.id, Jum'at (4/8). 

Baca Juga: Siap-Siap Inflasi Melonjak Seusai Pesta Politik

Ia mengatakan kaitannya dengan El-Nino ini menurutnya komoditas yang perlu menjadi sorotan adalah produk hortikultura karena membutuhkan cukup air untuk produksi.

Untuk itu, pihaknya meminta pemerintah segera melakukan antisipasi dari hulu untuk memastikan stok agar tidak ada gejolak harga pangan tingkat hilir atau pasar. 

"Persiapan harus segera dilaksanakan, karena ini musiman kalau bicara soal cuaca mendiagnosisnya harus cepat tapi tepat jangan sampai salah obat," tutur Reynaldi. 

Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi puncak El-Nino akan terjadi pada bulan Agustus-September tahun ini.

Kepala Pusat Informasi Perubahan Iklim BMKG, A Fachri Radjab mengatakan saat ini sebanyak 63% wilayah di Indonesia telah terdampak cuaca ekstrem kemarau panjang atau El Nino. 

Baca Juga: Tangkal Efek El Nino, Pemerintah Siapkan Anggaran Bantuan Pangan Rp 8 Triliun

El-Nino ini berpotensi akan menurunkan produksi pertanian di dalam negeri karena banyak daerah yang akan mengalami kekeringan. 

Adapun daerah yang berpotensi mengalami kekeringan ekstrem di antaranya adalah sebagian besar Pulau Sumatra dan Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Utara, Sulawesi Tengah dan Sulawesi Tenggara. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×