Reporter: Lydia Tesaloni | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. PT Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk (BEST) memastikan operasional di kawasan industri MM2100, Bekasi, tetap aman dari risiko pencemaran lingkungan. Hal ini menanggapi kasus radioaktif di kawasan industri Cikande yang terjadi baru-baru ini.
Asal tahu saja, baru-baru ini pemerintah menetapkan status kejadian khusus radiasi di Kawasan Industri Modern Cikande, Serang, Banten. Hal ini menyusul temuan zat radioaktif pada komoditas udang dan cengkih Indonesia yang masuk ke Amerika Serikat (AS).
Di tengah sentimen yang ada, Assistant Manager Corporate Finance and Investor Relation PT Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk Rika Mandasari menegaskan bahwa setiap kawasan industri memiliki tata kelola dan sistem pengelolaan lingkungan yang berbeda. Nah, di kawasan industri MM2100 milik BEST, terdapat sistem mitigasi risiko yang ketat melalui penerapan standard estate management.
Baca Juga: Bekasi Fajar Industrial Estate (BEST) Bangun BEFA Industrial Hub
Seluruh tenant di kawasan MM2100 diwajibkan memiliki dokumen RKL-RPL (Rencana Pengelolaan Lingkungan dan Rencana Pemantauan Lingkungan). Dokumen ini berfungsi untuk menakar risiko aktivitas bisnis masing-masing tenant agar selaras dengan ketentuan AMDAL kawasan.
Selain itu, kawasan MM2100 jauh dari wilayah Cikande, sehingga kasus tersebut tidak berdampak langsung terhadap perseroan.
“Kualitas sistem pengelolaan limbah di MM2100 bahkan pernah diakui lebih baik daripada beberapa kawasan lain oleh Komisi III DPRD saat inspeksi mendadak di wilayah kami,” jelas Rika kepada Kontan, Selasa (7/10/2025).
Sejauh ini, belum ada tenant yang secara khusus menanyakan dampak kasus Cikande terhadap kawasan MM2100. Meski begitu, Rika bilang pihaknya tetap menjaga komunikasi terbuka dengan seluruh tenant.
Perseroan sendiri mewajibkan tenant untuk melakukan uji laboratorium secara rutin guna memastikan aktivitas usahanya tidak menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan.
Untuk memastikan kawasan tetap aman dari risiko pencemaran, BEST telah menerapkan berbagai standar internasional seperti ISO 14001 untuk manajemen lingkungan dan ISO 45001 untuk kesehatan dan keselamatan kerja.
“Kami memiliki fasilitas Waste Water Treatment Plant, sistem monitoring kualitas air, serta bekerja sama dengan mitra berizin dalam pengelolaan limbah B3,” jelas Rika. Audit lingkungan juga dilakukan secara berkala, imbuhnya.
Baca Juga: Bekasi Fajar Industrial Estate (BEST) Fokus di Kawasan Industri MM2100
Selain itu, BEST juga mengantongi sertifikasi ISO 9001 (manajemen mutu) dan ISO 26000 (tanggung jawab sosial). Kawasan MM2100 bahkan terpilih sebagai bagian dari Global Eco-Industrial Park Program (GEIPP) di Indonesia yang diinisiasi oleh Organisasi Pengembangan Industri PBB (UNIDO).
Permintaan Lahan Masih Terjaga
Rika memastikan isu lingkungan yang terjadi di kawasan lain tidak berdampak terhadap valuasi maupun minat pembelian lahan di MM2100. Ia menilai, komitmen terhadap praktik ESG (Environmental, Social, and Governance) justru menjadi daya tarik tersendiri bagi investor global.
“Hingga akhir kuartal ketiga 2025, minat pembeli terhadap lahan kawasan industri MM2100 masih terjaga dengan baik. Bahkan kami melihat adanya peningkatan permintaan dibandingkan periode yang sama tahun lalu,” katanya.
Ia merincikan, permintaan datang dari berbagai sektor seperti food & beverage, manufaktur umum, logistik, farmasi, dan data center.
Baca Juga: Bekasi Fajar Industrial (BEST) Mengincar Penjualan Rp 600 Miliar
Rika menekankan, BEST menjaga kepercayaan investor dan tenant melalui transparansi, kepatuhan regulasi, dan konsistensi terhadap praktik ESG.
“Tenant global yang sudah lama beroperasi di MM2100 menjadi bukti nyata kepercayaan terhadap kualitas kawasan. Kami yakin kombinasi komitmen ESG dan reputasi kawasan akan menjaga daya tarik MM2100 di mata investor maupun tenant baru,” pungkasnya.
Selanjutnya: Jelang Implementasi Zero Odol pada 2027, Pemerintah Siapkan 9 Langkah Strategis
Menarik Dibaca: Cara Mengobati Cakaran Kucing, Coba Perawatan Ini Agar Lukanya Tidak Makin Parah
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News