kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ada pandemi, Indonesian Paradise (INPP) selesaikan pengembangan di Bali dan Makassar


Kamis, 10 September 2020 / 17:44 WIB
Ada pandemi, Indonesian Paradise (INPP) selesaikan pengembangan di Bali dan Makassar
ILUSTRASI. Bali Kuta Beachwalk atau Beachwalk Bali yang dikembangkan Indonesian Paradise Property Tbk INPP


Reporter: Amalia Nur Fitri | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi virus corona tak membuat ekspansi yang dilakukan PT Indonesian Paradise Property Tbk (INPP) berhenti di tengah jalan. Buktinya, perusahaan tetap menjalankan proses pengembangunan dua unit hotel yang dilakukan di Bali dan Makassar. 

Adapun proyek pembangunan tersebut adalah Hotel Aloft dan Yello Kuta Beach, extension Beachwalk Shopping Centre, serta pembangunan Beachwalk Residence. Sementara proyek di Makassar adalah 31 Sudirman Suite.

Direktur INPP Taufik mengatakan, proses pembangunan kedua unit hotel sudah mencapai 20% untuk di Makassar dan 70% di Bali.

"Progres pengembangan proyek yang berlangsung di Bali dan Makassar masih berjalan. Sampai saat ini tidak ada keterlambatan dalam penyelesaian proyek tersebut," jelas dia kepada Kontan.co.id, Kamis (10/9).

Baca Juga: Indonesian Paradise Property (INPP) tebar dividen Rp 50,32 miliar, ini jadwalnya

Di sisi lain, hingga semester I-2020, capex yang sudah diserap perusahaan mencapai Rp 218 miliar dari total anggaran sebesar Rp 550 miliar. Dana capex tersebut berasal dari pinjaman perbankan sebesar 50% dan sisanya dari ekuitas milik perusahaan. 

Taufik menambahkan, belanja modal saat ini diprioritaskan pada proyek yang sedang berjalan di Bali dan Makassar.

Selain mengandalkan proyek-proyek eksisting, strategi yang diterapkan INPP menjaga kinerja di tahun ini di tengah pandemi Covid-19 yaitu dengan melakukan efisiensi biaya dengan optimal seperti dengan cara menutup ruangan atau kamar yang tidak terpakai, penyederhanaan atas F&B, set-up buffet yang digantikan dengan makanan sesuai pesanan dan pengembangan bisnis sampai dengan kondisi membaik.

"Tetapi dibandingkan dengan masa PSBB bulan Maret sampai Mei lalu, okupansi hotel mulai meningkat rata-rata 25% sampai dengan 60%," tegas dia.




TERBARU

[X]
×