Reporter: Amalia Nur Fitri | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi virus corona tak membuat ekspansi yang dilakukan PT Indonesian Paradise Property Tbk (INPP) berhenti di tengah jalan. Buktinya, perusahaan tetap menjalankan proses pengembangunan dua unit hotel yang dilakukan di Bali dan Makassar.
Adapun proyek pembangunan tersebut adalah Hotel Aloft dan Yello Kuta Beach, extension Beachwalk Shopping Centre, serta pembangunan Beachwalk Residence. Sementara proyek di Makassar adalah 31 Sudirman Suite.
Direktur INPP Taufik mengatakan, proses pembangunan kedua unit hotel sudah mencapai 20% untuk di Makassar dan 70% di Bali.
"Progres pengembangan proyek yang berlangsung di Bali dan Makassar masih berjalan. Sampai saat ini tidak ada keterlambatan dalam penyelesaian proyek tersebut," jelas dia kepada Kontan.co.id, Kamis (10/9).
Baca Juga: Indonesian Paradise Property (INPP) tebar dividen Rp 50,32 miliar, ini jadwalnya
Di sisi lain, hingga semester I-2020, capex yang sudah diserap perusahaan mencapai Rp 218 miliar dari total anggaran sebesar Rp 550 miliar. Dana capex tersebut berasal dari pinjaman perbankan sebesar 50% dan sisanya dari ekuitas milik perusahaan.
Taufik menambahkan, belanja modal saat ini diprioritaskan pada proyek yang sedang berjalan di Bali dan Makassar.
Selain mengandalkan proyek-proyek eksisting, strategi yang diterapkan INPP menjaga kinerja di tahun ini di tengah pandemi Covid-19 yaitu dengan melakukan efisiensi biaya dengan optimal seperti dengan cara menutup ruangan atau kamar yang tidak terpakai, penyederhanaan atas F&B, set-up buffet yang digantikan dengan makanan sesuai pesanan dan pengembangan bisnis sampai dengan kondisi membaik.
"Tetapi dibandingkan dengan masa PSBB bulan Maret sampai Mei lalu, okupansi hotel mulai meningkat rata-rata 25% sampai dengan 60%," tegas dia.
INPP tak menampik pandemi Covid-19 sangat berdampak pada kinerjanya. Hal tersebut terlihat dari perolehan kinerja semester I 2020 dimana pendapatan terkoreksi 38,32% menjadi hanya Rp 265,08 miliar.
Perolehan pendapatan dari kamar hotel menurun 58,37% menjadi Rp 46,17 miliar, padahal pada periode yang sama tahun lalu INPP membukukan Rp 110,93 miliar.
Lalu penjualan dari sektor properti ikut menurun 45,30% menjadi hanya Rp 39,71 miliar dari Rp 72,60 miliar pada semester I 2019 lalu.
Adapun laba bersih yang dapat diatribusikan merosot cukup dalam dari Rp 1,86 triliun menjadi Rp 130,16 miliar.
"Kami terus melakukan evaluasi secara periodik untuk mereview kembali nilai-nilai kontrak tersebut dan memprioritaskan kontrak-kontrak yang sedang berjalan," pungkas Taufik.
Selanjutnya: Hadapi penurunan pengunjung, begini strategi Indonesian Paradise Property (INPP)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News