Reporter: Azis Husaini | Editor: Azis Husaini
KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Indonesia menempati posisi strategis sebagai pemain utama pengembangan energi bersih global. Keunggulan ini meliputi sekitar 40% potensi panas bumi dunia (24 GW), energi surya 3.286 GW, angin 155 GW, hidroelektrik 95 GW, bioenergy 57 GW, dan energi
laut 20 GW.
Ditambah penguasaan 42% cadangan nikel global untuk produksi baterai dan sistem penyimpanan energi, Indonesia memiliki fondasi kuat sebagai hub energi terbarukan regional di ASEAN dengan keunggulan strategis dalam seluruh rantai pasok teknologi energi bersih global.
Tidak hanya sumber daya alam, keunggulan geografis dan geopolitik Indonesia sebagai negara dengan pengaruh kuat di ASEAN juga memberikan kemampuan untuk memfasilitasi kerja sama energi antar negara dan menjadi hub yang strategis untuk perdagangan energi bersih di kawasan ini.
Adalah The 12th IndoEBTKE ConEx 2025: Forum Terdepan Transformasi Energi Sebagai katalisator perubahan, IndoEBTKE ConEx yang merupakan konferensi energi terbarukan dan konservasi energi di Indonesia, sekaligus forum pertemuan internasional terbesar di Asia Tenggara.
Acara ini akan diselenggarakan pada 26–28 November 2025 di Nusantara International Convention Exhibition (NICE) PIK 2. Acara tersebut diinisiasi METI (Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia) dan MAASKEI (Masyarakat Konservasi dan Efisiensi Energi Indonesia) serta didukung oleh 5 (Lima)
Asosiasi lainnya AESI, AEAI Indonesia, GBCI Indonesia, APPLTA dan MEBI.
Sementara itu, acara tahun ini mengusung tema "Positioning Indonesia as a Regional Green Powerhouse to Support Indonesia Emas 2045.".
Lebih dari sekadar platform pertukaran pengetahuan, acara ini berfungsi sebagai ruang untuk membuka peluang pertumbuhan hijau dan mendorong kolaborasi strategis lintas sektor dan lintas negara.
Widi Pancono, Ketua III Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia (METI), menekankan pentingnya pembiayaan inovatif dalam percepatan energi terbarukan.
"Melalui IndoEBTKE ConEx 2025, kami mendorong sinergi antara sektor publik, swasta nasional, dan mitra internasional. Kita ingin membangun
ekosistem energi bersih yang terkoneksi secara global, inklusif, dan tangguh,” jelasnya, dalam keterangan tertulis, kemarin.
Andhika Prastawa, Ketua Umum MASKEEI, menambahkan bahwa "MASKEEI bersama METI menyelenggarakan IndoEBTKE dengan harapan konservasi energi menjadi awareness bagi masyarakat.
Tema ini dipilih secara strategis untuk mendukung agenda pemerintah dalam mewujudkan transisi energi berkelanjutan menuju Indonesia Emas 2045."
Mada Ayu Habsari, Ketua Panitia Pelaksana The 12th IndoEBTKE ConEx 2025, menyampaikan pendekatan acara tahun ini akan lebih terbuka dan kolaboratif serta menjadi indonesia clean energy week.
Sebagai salah satu rangkaian pra-acara, Focus Group Discussion (FGD) telah diselenggarakan pada 24 Juli 2025. FGD ini berhasil mengumpulkan para pemain kunci dari berbagai industri.
Mulai dari sektor energi tradisional hingga teknologi energi terbarukan, dari perusahaan multinasional hingga startup inovatif, serta dari pembuat kebijakan hingga investor strategis, termasuk asosiasi terkait dan lembaga kenegaraan seperti kedutaan
“Melihat kesuksesan EBTKE ConEx sebelumnya di 2023, berbagai poin diskusi telah kami rangkum dalam Whitebook dan kami rekomendasikan kepada para pemangku kepentingan—itulah semangat yang terus kami bawa melalui platform ini," ujar dia.
Ada pun FGD yang dilakukan merupakan langkah strategis untuk memastikan bahwa di acara utama pada November nanti, topik-topik diskusi yang diangkat benar-benar relevan, tepat sasaran, dan berdampak bagi pelaku industri.
Dengan demikian, forum ini dapat berkontribusi nyata dalam mendorong Indonesia mengambil peran sentral sebagai regional powerhouse di bidang energi terbarukan,” Ketua Komite The 12th IndoEBTKE ConEx 2025, Eka Satria.
Diskusi dalam FGD dibangun atas empat pertanyaan panduan yang mengeksplorasi aspek krusial transisi energi Indonesia:
Pertama, mengeksplorasi hasil konkret yang harus diberikan EBTKE ConEx 2025 untuk industri, sebagai langkah memastikan forum ini menghasilkan output yang dapat diimplementasikan.
Kedua, membahas peran aktif sektor swasta dalam mendukung implementasi RUPTL (Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik) hijau, mengingat pencapaian target energi terbarukan memerlukan sinergi kuat antara pemerintah dan pelaku swasta.
Ketiga, mengidentifikasi peluang regional yang dapat memperkuat peran dan posisi Indonesia dalam era integrasi ekonomi ASEAN yang semakin erat. Keempat, menganalisis hambatan utama yang mungkin menghalangi kemajuan transisi energi beserta strategi mengatasinya.
The 12th EBTKE ConEx 2025 dirancang lebih dari sekadar konferensi biasa. Acara ini akan menjadi platform strategis untuk memetakan roadmap energi bersih Indonesia, tempat berbagai komitmen strategis diumumkan, kemitraan baru dibentuk, dan solusi inovatif dipresentasikan.
Pada penyelenggaraannya di bulan November nanti, The 12th IndoEBTKE ConEx akan menampilkan keynote speeches dari pemimpin global, panel diskusi dengan para ahli, showcase teknologi terbaru, hingga sesi networking yang memfasilitasi pembentukan kemitraan strategis.
Acara ini diharapkan dapat membawa dampak jangka panjang terhadap percepatan transisi energi Indonesia dan penguatan peran sebagai pemimpin regional energi bersih.
Selain itu, acara ini juga merupakan langkah awal untuk memperkuat posisi Indonesia di mata internasional sebagai destinasi investasi energi bersih yang menarik dan dapat diandalkan.
Dengan menunjukkan komitmen kuat terhadap transisi energi dan kemampuan memfasilitasi kolaborasi multi-stakeholder, Indonesia dapat menarik lebih banyak investasi dan kemitraan strategis yang diperlukan untuk mencapai target energi nasional.
Dengan fondasi kuat, visi jelas, dan komitmen dari berbagai stakeholders, Indonesia siap mengambil langkah besar menuju realisasi visi Indonesia Emas 2045 melalui transformasi sektor energi yang berkelanjutan dan inklusif.
Selanjutnya: 4 Tanda Kesepian yang Jarang Disadari Menurut Ahli, Apa Saja ya?
Menarik Dibaca: 4 Tanda Kesepian yang Jarang Disadari Menurut Ahli, Apa Saja ya?
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News