Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perkembangan energi nuklir sebagai salah satu energi baru terbarukan (EBT) dinilai dapat menjadi alternatif Indonesia menuju energi bersih atau Net Zero Emission (NZE).
Menurut, dosen Politeknik Teknologi Nuklir Indonesia (Poltek Nuklir) BRIN Anhar Riza Antariksawan saat ini telah terjadi banyak perkembangan dalam energi nuklir.
Salah satunya, ditandai dengan perubahan desain dan keamanan penggunaan teknologi dalam pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN).
“Inovasi teknologi nuklir saat ini telah memasuki generasi keempat. Perkembangan ini ditandai dengan perubahan desain dan keamanan penggunaan teknologi dalam pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN),” jelasnya dalam keterangan tertulis, Senin (21/04).
Baca Juga: Proyek PLTN Ditargetkan Mulai Dibangun 2030
Perkembangan PLTN jelas dia dimulai dari PLTN generasi I yang dibangun sekitar tahun 1954.
PLTN generasi I merupakan prototipe awal yang digunakan untuk pengembangan nuklir damai dan belum bersifat komersial.
Lalu berkembang menjadi PLTN generasi II sudah menggunakan teknologi baru, dengan pemanfaatan air sebagai pendingin dan moderator mulai dominan, dan bersifat komersial.
"Generasi II merupakan generasi keemasan PLTN,” ungkapnya.
Selanjutnya, PLTN generasi III dikembangkan dengan peningkatan daya, sistem keamanan, dan perbaikan sistem bahan bakar, serta penerapan sistem pasif yang memanfaatkan hukum alam.
Baca Juga: PLTN Masuk dalam RUKN Hingga 2060, Ini Kapasitas yang Direncanakan
“PLTN generasi IV lebih revolusioner dan fleksibel. Meskipun demikian, masih terbuka luas kesempatan untuk pengembangan riset,” jelas Anhar.
Anhar juga meyakinkan bahwa Indonesia perlu menyiapkan energi nuklir sebagai bagian dari rencana aksi mencapai sistem energi bersih atau ‘zero emission energy system’.
Hal ini dapat dicapai dengan menguasai teknologi, inovasi, dan penguatan sumber daya manusia.
“Sinergi antara energi nuklir dan energi terbarukan akan memperkuat sistem green energy yang berperan dalam mengurangi dampak perubahan iklim,” tambahnya.
Sebelumnya, pengembangan energi nuklir melalui PLTN juga sudah diungkap oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Kementerian telah memasukan PLTN dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025–2034.
Baca Juga: Menteri ESDM Kantongi Keppres Pembentukan Badan Nuklir Nasional
Berdasarkan catatan Kontan, Anggota Dewan Energi Nasional (DEN) Agus Puji Prasetyono juga telah mengumumkan terkait pemetaan 29 lokasi, yang berpotensi untuk dijadikan fasilitas pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) dengan target operasi pada 2032.
"Satu adalah harus bebas dari (potensi) tsunami, dua adalah jauh dari vulcano, tiga adalah jauh dari sesar. Sesar itu adalah ada garis-garis gempa, itu harus paling tidak 5 kilometer," kata Agus di Jakarta beberapa waktu lalu.
Selanjutnya: Pertagas & Husky-CNOOC Madura Limited (HCML) Kolaborasi Optimalisasi Lapangan Gas BD
Menarik Dibaca: Promo Mister Donut dengan BCA hingga 30 April 2025, 1 Lusin Donut Harga Spesial
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News