Reporter: Tim KONTAN | Editor: Ridwal Prima Gozal
KONTAN.CO.ID - PT Pertamina (Persero) terus memperkuat perannya dalam mendukung transisi energi bersih dan swasembada energi. Program Desa Energi Berdikari (DEB) merupakan salah satu bentuk bukti nyata Pertamina menjalankan komitmen tersebut.
Pertamina telah menggulirkan inisiatif ini sejak tahun 2019 dan terus berkelanjutan. Melalui program ini, Pertamina memberikan dukungan kepada masyarakat agar mandiri energi dan ekonomi secara berkelanjutan dengan memberikan akses energi bersih.
Hingga Desember 2024, sebanyak 159 DEB sudah beroperasi di berbagai wilayah Indonesia. Pelaksanaan program disesuaikan dengan potensi sumber energi yang dimiliki, yakni pembangkit listrik tenaga surya (PLTS), mikrohidro, gas metana dan biogas, sampai dengan sumber energi hybrid serta biodiesel berbasis konversi limbah rumah tangga.
Melalui Program DEB, Pertamina mengajak serta masyarakat meningkatkan pemahaman tentang perubahan iklim, memberikan akses energi bersih dari sumber lokal kepada masyarakat dengan menggunakan sumber daya terbarukan seperti tenaga surya, angin/bayu, mikrohidro, dan biogas. Selain itu, desa-desa ini kini mampu memanfaatkan energi terbarukan untuk mendukung berbagai kegiatan produktif, seperti pengolahan hasil ternak, produksi kerajinan lokal, hingga pengembangan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
“Indonesia memiliki potensi energi terbarukan yang besar untuk mendukung swasembada energi nasional. Program DEB menjadi sarana yang tepat mengenalkan energi bersih yang berkelanjutan kepada masyarakat perdesaan,” jelas VP Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso dalam keterangan resminya.
Energi baru terbarukan (EBT) dari Program DEB diharapkan dapat mendorong peningkatan produktivitas UMKM dan BumDes, sehingga berdampak pada peningkatan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat di masing-masing desa. Pertamina terus melakukan pendampingan dan pelatihan untuk masyarakat setempat, seperti pelatihan teknis pengelolaan sistem EBT yang dipergunakan sehingga mampu melakukan instalasi dan perawatan infrastruktur EBT.
Dampaknya, program DEB mendukung pengurangan emisi karbon hingga 729.662 ton CO2eq per tahun. Selain itu program DEB telah mendorong ketahanan pangan di perdesaan dengan meningkatkan produksi padi mencapai 15.762 ton per tahun, serta mendorong peningkatan perekonomian desa hingga Rp3,6 miliar per tahun. Hingga akhir tahun 2024, program Desa Energi Berdikari telah berdampak kepada 35.746 kepala keluarga.
"DEB dijalankan oleh seluruh Subholding dan Anak Usaha Pertamina sehingga lokasinya tersebar dari Aceh hingga Papua," kata Fadjar.
Di samping mendukung swasembada energi, program DEB juga berperan penting dalam mengurangi emisi sejalan dengan target pemerintah mencapai Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060.
"Semakin luas penggunaan energi bersih maka akan semakin besar pengurangan emisi karbon sehingga bisa mempercepat target pemerintah dalam NZE,” imbuh Fadjar.
Meningkatkan ekonomi masyarakat
Salah satu DEB yang diinisiasi pada tahun 2024 berlokasi di Kampung Akudiomi, distrik Yaur, Nabire. Para nelayan distrik Yaur termasuk penopang terbesar produksi perikanan nasional dengan produksi mencapai 2.146 ton senilai Rp79,402 miliar. Pertamina meresmikan DEB di Kampung Akudiomi untuk mendukung potensi tersebut.
Melalui program DEB, Pertamina membangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Kampung Akudiomi berkapasitas 4 kWp untuk mengoperasikan cold storage dan freezer. Dengan fasilitas ini, kualitas ikan hasil tangkapan nelayan bisa terjaga hingga 1-2 bulan dan mereka juga bisa mendapat pendapatan tambahan lewat berjualan es batu.
Desa Energi Berdikari di Kampung Akudiomi yang masuk kawasan Taman Nasional Teluk Cendrawasih (TNTC) menjadi bagian dari roadmap konservasi hiu paus. Program ini merupakan kerja sama antara PT Pertamina (Persero) melalui Pertamina Foundation dan PT Pertamina International Shipping (PIS) dengan Balai Besar Taman Nasional Teluk Cenderawasih.
“Upaya konservasi perlu beriringan dengan pemberdayaan agar dari masyarakatnya pun ada peningkatan kesejahteraan ekonomi. Salah satu cara kami adalah dengan membangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Kampung Akudiomi,” ujar Direktur Operasi Pertamina Foundation Yulius S. Bulo dalam keterangan tertulis.
Kehadiran DEB Akudiomi dirasakan langsung oleh Kelompok Wisata Hiu Paus Kwatisore yang memiliki mata pencaharian sebagai nelayan bagan.
“Cold storage yang diberikan Pertamina membuat kami para nelayan dapat menyimpan sisa hasil tangkapan yang belum terjual dan dapat disimpan dalam waktu yang lebih lama. Kami juga bisa dapat uang tambahan dengan menjual es batu ke masyarakat Kampung Akudiomi dan mereka menjadi lebih hemat karena sebelumnya harus belanja ke kota,” tutur Suleman Hamberi selaku Ketua Kelompok Wisata Hiu Paus Kwatisore.
Matahari juga menjadi sumber energi terbarukan yang dimanfaatkan dalam program Desa Energi Berdikari di Kota Dumai, Riau. PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Unit Dumai berkolaborasi dengan Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE) membangun dua PLTS off-grid berkapasitas total 11kWp bagi masyarakat di dua kecamatan di Dumai.
Kedua PLTS tersebut dibangun untuk mendukung operasional program Bedelau Minapolitan, yaitu Kelompok Nelayan Tangkap Mundam Jaya yang berlokasi di Kelurahan Mundam, Kecamatan Medang Kampai dan Kelompok Betuah Laundry (Green Laundry) di Kelurahan Tanjung Palas, Kecamatan Dumai Timur yang merupakan kelompok binaan TJSL Kilang Dumai.
PLTS off-grid yang dibangun Kilang Dumai bersama Pertamina NRE mendukung operasional Betuah Laundry (Green Laundry) yang berkapasitas panen surya 6,6 kWp dan 5 kWh battery storage di Tanjung Palas. Dengan memanfaatkan energi surya, pengelola Betuah Laundry dapat menghemat biaya listrik sekitar Rp13,9 juta per tahun dan berkontribusi mengurangi emisi gas rumah kaca hingga 8,29 ton CO2eq per tahun.
Sementara itu, PLTS off-grid lainnya dipasang untuk Kelompok Nelayan Tangkap Mundam Jaya di Mundam. Dengan bantuan tersebut, kelompok nelayan mampu menghemat biaya listrik untuk lampu dermaga dan kolam budidaya ikan sebesar Rp9,3 juta per tahun dan berkontribusi mengurangi emisi karbon hingga 5,52 ton CO2eq per tahun.
Adapun salah satu DEB yang berhasil mandiri energi secara berkelanjutan hingga saat ini adalah Dusun Bondan di Cilacap, Jawa Tengah. Dusun Bondan merupakan salah satu proyek percontohan inovasi penggunaan energi bersih dengan teknologi Hybrid Energy One Pole (HEOP) yang menggabungkan sel surya dan kincir angin pada 2017. Inovasi teknologi ini melahirkan Pembangkit Listrik Tenaga Hibrid (PLTH) dari kincir angin dan panel surya yang mengubah Dusun Bondan menjadi terang benderang.
Dusun Bondan sebelumnya selama puluhan tahun sulit terjamah penerangan listrik karena lokasi yang terpencil. Pertamina memfasilitasi teknologi PLTH dengan kapasitas besar berupa lima unit kincir angin dan 24 unit panel surya yang mampu menerangi 78 rumah dan fasilitas umum. PLTH juga dimanfaatkan untuk aktivitas tambak ikan, dan pengolahan air payau menjadi layak konsumsi dengan sistem desalinasi.
Dalam pengelolaannya, Pertamina melalui PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Refinery Unit IV Cilacap, memberikan kepercayaan kepada masyarakat lokal sehingga operasional DEB Dusun Bondan bisa berkelanjutan. Dusun Bondan pun ditetapkan sebagai Desa Mandiri Energi (DME) pada 2019, 2020 dan 2021 dari Dinas ESDM Jawa Tengah serta berbagai penghargaan lain. Terbaru, berkat program unggulan DEB Berbasis EBT di Dusun Bondan, KPI RU IV Cilacap meraih penghargaan Dharma Karya Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) RI 2024 pada 10 Oktober 2024.
Sekolah Energi Berdikari
Selain DEB, Pertamina juga berkomitmen mensosialisasikan transisi energi dan pemanfaatan energi terbarukan bagi generasi muda melalui program Sekolah Energi Berdikari (SEB). Melalui program ini, sekolah-sekolah Adiwiyata yang berada di dekat area operasi Pertamina ditambahkan fasilitas energi terbarukan, diberikan edukasi kurikulum khusus, dan pelatihan praktis yang mendukung peningkatan literasi energi bersih di kalangan siswa dan guru. Hingga Desember 2024, PT Pertamina (Persero) telah menjalankan 12 Program SEB Pertamina.
Program SEB yang diinisiasi Pertamina sejak Juni 2023 telah mengedukasi 5.512 siswa dan 551 guru di seluruh Indonesia. Program ini mampu memproduksi energi hingga 57.816 kilowatt hour (Kwh). Program SEB juga memiliki dampak positif terhadap lingkungan, yakni mengurangi emisi hingga 45.840 kg CO2eq per tahun.
Program SEB salah satunya dijalankan di SMAN 1 Maos, Kabupaten Cilacap. Selain kegiatan edukasi, Pertamina membangun PLTS berkapasitas 3,3 kWp beserta baterai penyimpanan energi 5 kWh untuk mendukung operasional laboratorium fisika dan menjadi sarana pembelajaran langsung bagi siswa tentang teknologi energi terbarukan. Diharapkan PLTS ini dapat menghemat biaya listrik hingga Rp6,8 juta per tahun dan mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 3,82 tonCO2eq per tahun untuk mewujudkan upaya sekolah berkelanjutan.
“SEB Pertamina merupakan komitmen kami dalam membangun kompetensi generasi muda yang peduli terhadap keberlanjutan energi dan lingkungan. Hal ini juga sejalan dengan program Asta Cita Pemerintah Prabowo, untuk memperkuat sumber daya manusia Indonesia terutama di bidang sains dan teknologi,” ujar Fadjar dalam keterangan resmi.
Upaya Pertamina dalam mendorong transisi energi bersih serta swasembada energi melalui program DEB pun memperoleh pengakuan dari berbagai pihak. Di antaranya, penghargaan Terbaik I dalam ajang Indonesia’s SDG Action Awards 2024.
Tak hanya di tingkat nasional, DEB juga meraih penghargaan di tingkat ASEAN dalam ajang Enlit Asia 2024. Melalui program DEB, Pertamina berhasil memenangkan kategori “ASEAN Electrification Project of The Year” di ajang tersebut. Penghargaan ini menjadi bukti komitmen Pertamina dalam mendorong transisi energi dan pengembangan energi baru dan terbarukan di ASEAN.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News