Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Proyek pembangunan pabrik pengolahan atau smelter aluminium milik PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR) ditargetkan mulai produksi pada tahun depan.
Direktur Adaro Minerals Wito Krisnahadi mengatakan proyek smelter aluminium Grup Adaro dengan kapasitas produksi tahap I sebesar 500.000 ton ingot (batangan aluminium) terus berjalan dan diharapkan smelter ini akan beroperasi bertahap secara komersial mulai kuartal III-2025.
"Di [proyek] aluminium smelter kami masih melakukan konstruksi karena kita harapkan mulai produksinya di tahun depan masih di 500 ribu ton ingot yang merupakan tahap 1 pembangunan lagi masif-masifnya. Harapannya pada kuartal IV 2025 atau kuartal I 2026 mencapai full kapasitas produksi," kata Wito, Rabu (20/3).
Wito menuturkan, pembangunan smelter dilakukan sejalan dengan proyek pembangkit listrik. Smelter aluminium tersebut harus berjalan 24 jam penuh supaya operasional bisa efisien sehingga membutuhkan daya listrik yang besar.
Baca Juga: Hilirisasi Batubara Masih Menghadapi Sejumlah Kendala
Selain berfokus pada penyelesaian proyek smelter aluminium ini, Adaro Minerals juga akan melirik peluang lain di mineral atau logam lain dalam rangka mendukung hilirisasi yang digaungkan oleh pemerintah.
"Kami mengkaji mineral-mineral lain yang peluangnya besar untuk menyumbang sumbangsih baik pendapatan maupun laba Adaro, dan masyarakat setempat," kata Wito.
Menurut catatan Kontan.co.id, smelter aluminium ini berada di bawah naungan PT Kalimantan Aluminium Industry (KAI), di mana ADMR menguasai 65% saham Kalimantan Aluminium Industry. Sehingga, nantinya ADMR berhak atas laba yang dihasilkan oleh Kalimantan Aluminium Industry yang akan disalurkan melalui dividen.
Baca Juga: Adaro Energy (ADRO) Targetkan Penjualan hingga 67 Juta Ton Batubara pada Tahun Ini
Smelter ini akan menjadi batu loncatan transformasi green business Adaro Group. Bahan baku smelter ini dapatkan dari alumina refinery, sebelum akhirnya diolah menjadi aluminium.
Pembangunan smelter ini akan dilakukan dalam 3 tahap, dengan kapasitas masing-masing tahap smelter berjumlah 500.000 ton. Sehingga, jika nantinya rampung, smelter aluminium ini memiliki kapasitas hingga 1,5 juta ton aluminium per tahun. ADMR mengalokasikan belanja modal senilai US$ 2 miliar untuk pembangunan smelter tahap I ini.
Sebagai tambahan informasi, sepanjang 2024 ini Grup Adaro menargetkan volume penjualan sebesar 65 juta ton sampai 67 juta ton, di antaranya 61 juta-62 juta batu bara termal, dan 4,9 juta ton-5,4 juta ton batu bara metarulugi dari anak usaha, Adaro Minerals (ADMR).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News