kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45900,26   1,51   0.17%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

AEKI memperkirakan produksi kopi tahun ini meningkat 15%


Kamis, 24 Mei 2018 / 14:33 WIB
AEKI memperkirakan produksi kopi tahun ini meningkat 15%
ILUSTRASI. PANEN RAYA KOPI ARABIKA


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Sofyan Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produksi kopi tahun ini diperkirakan akan meningkat 10%-15% dibandingkan tahun lalu. Dengan begitu, total produksi kopi akan menjadi 11 juta-11,5 juta karung atau sekitar 660.000-690.000 ton.

Moelyono Soesilo, Ketua Departemen Specialty & Industri BPP Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI) mengatakan, peningkatan produksi ini disebabkan oleh kondisi cuaca yang membaik. "Cuaca tahun kemarin, pada bulan Setember hingga Oktober mendukung untuk pembentukan bunga," ujar Moelyono kepada Kontan.co.id, Kamis (24/5).

Meski tahun ini produksi kopi menunjukkan peningkatan, tetapi ekspor kopi tak serta merta meningkat. Moelyono mengatakan, tahun ini ekspor kopi justru menurun 20%-25%. Penurunan ekspor ini diakibatkan oleh el nino yang terjadi pada 2015. Penurunan ekspor kopi tahun terjadi tahun 2016 hingga awal 2018. Namun, dia optimistis ekspor kopi Indonesia akan membaik di semester II tahun ini

Moelyono pun menjelaskan peningkatan produksi tahun ini akan berpengaruh pada masa panen berikutnya. "Produksi meningkat di tahun 2018, jadi akan berpengaruh di semester II-2018 hingga semester I-2019," ujar Moelyono.

Sementara itu, terdapat dua musim panen kopi. Untuk wilayah yang berada di atas khatulistiwa panen kopi berlangsung pada Oktober hingga Maret. Lalu untuk wilayah yang berada di bawah khatulistiwa, panen berlangsung pada April hingga September.

Dalam beberapa waktu terakhir, nilai tukar dollar pun terus mengalami penguatan. Namun, Moelyono membeberkan penguatan dollar ini belum berpengaruh terhadap ekspor kopi. Pasalnya, harga kopi lokal jauh lebih tinggi dari harga internasional atau haganya lebih tinggi US$ 60 - US$ 80 per tonnya. Ini membuat penjualan kopi di dalam negeri lebih menarik dibandingkan penjualan di luar negeri

"Beberapa pembeli luar negeri yang harus menggunakan kopi Indonesia, tetap terpaksa membelinya. Ini sesuatu yang berbahaya, kalau di masa depan mereka memutuskan untuk mengurangi atau tidak menggunakan kopi-kopi Indonesia lagi," tandas Moelyono

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×