kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.909   21,00   0,13%
  • IDX 7.211   70,15   0,98%
  • KOMPAS100 1.108   13,11   1,20%
  • LQ45 880   13,40   1,55%
  • ISSI 221   1,38   0,63%
  • IDX30 450   7,23   1,63%
  • IDXHIDIV20 541   6,43   1,20%
  • IDX80 127   1,62   1,29%
  • IDXV30 135   0,66   0,50%
  • IDXQ30 149   1,87   1,27%

Agar ekonomis, Indosmelt naikkan kapasitas smelter


Senin, 27 Januari 2014 / 16:31 WIB
Agar ekonomis, Indosmelt naikkan kapasitas smelter
ILUSTRASI. Dapur dengan model dinding unfinished


Reporter: Muhammad Yazid | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Jika tidak ada aral melintang, PT Indosmelt akan menggelar peletakan batu perdana alias groundbreaking pabrik pemurnian (smelter) berkapasitas 180.000 ton per tahun di Maros, Sulawesi Selatan pada Februari 2014.

Perusahaan ini telah menyiapkan investasi senilai US$ 1,5 miliar untuk pembangunan smelter dengan produk akhir berupa lempeng tembaga murni (copper cathoda) dan emas batangan.

Natsir Mansur, Direktur Utama PT Indosmelt mengatakan  hingga awal 2014 ini pihaknya telah menghabiskan dana US$ 2 juta yang di antaranya di alokasikan untuk pembebasan lahan. Dari 100 hektare lahan yang dibutuhkan, Indosmelt telah membebaskan 30 ha.

Dalam pembangunan smelter ini Indosmelt telah menggandeng Auto-Tech konsultan pertambangan asal Australia. "Konstruksi yang bakal pertama kali dilakukan pembangunan dermaga dengan bobot muatan 10.000 ton,"  katanya, Senin (27/1).

Awalnya Indosmelt akan membangun smelter dengan kapasitas produksi 120.000 ton per tahun, namun rencana tersebut direvisi menjadi 180.000 ton per tahun guna meningkatkan nilai ekonominya. "Bisnis smelter copper cathoda marginnya sangat tipis, karenanya kami akan melakukan berbagai langkah efisiensi," ujarnya.

Selain itu, Indosmelt juga akan menurunkan kadar pasokan bahan baku konsentrat dari semula kadar Cu 25% hingga 30% menjadi kadar Cu 20%. Hal tersebut bertujuan agar izin usaha pertambangan (IUP) yang berlokasi di sekitar Sulawesi Selatan juga dapat menyuplai kebutuhan bahan baku ke smelter.

Konsekuensi dari peningkatan kapasitas produksi dan penurunan kadar tersebut ialah jumlah pasokan bahan baku kembali meningkat, yakni dari awalnya 500.000 ton menjadi 750.000 ton konsentrat tembaga per tahun.

Untuk pasokn konsentrat, Indosmelt sudah memiliki jaminan dari PT Freeport Indonesia dan PT Newmont Nusa Tenggara mulai 2017 mendatang, sesuai dengan rencana jadwal pengoperasian smelter.

Dia bilang, dalam waktu dekat pihaknya akan melakukan kerja sama dengan PT Semen Tonasa untuk penjualan sisa produk hasil pemurnian berupa copper slag. Serta, dengan PT Petrokimia Gresik untuk penjualan produk sampingan berupa asal sulfat atawa sulfur.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×