kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

AGRI: Realisasi impor gula mentah meleset karena ada reschedule kontrak


Minggu, 24 Juni 2018 / 17:49 WIB
AGRI: Realisasi impor gula mentah meleset karena ada reschedule kontrak
ILUSTRASI. Ilustrasi gula impor - gula rafinasi


Reporter: Tane Hadiyantono | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Realisasi impor gula mentah terbaru sebanyak 1,3 juta ton masih jauh dari kuota semester I-2018 yang sebanyak 1,8 juta ton. Asosiasi Gula Rafinasi Indonesia (AGRI) menyatakan hal tersebut dikarenakan adanya perubahan masa kirim kontrak yang belum diaudit ke jumlah realisasi terkini.

"Memang ada beberapa hal yang menyebabkan angkanya tidak sampai maksimal di 1,8 juta ton, itu karena ada beberapa industri yang kontraknya reschedule ke Mei dan Juni," jelas Rachmat Harimoto Ketua AGRI, saat dihubungi Kontan.co.id, Minggu (24/6).

Menurutnya, angka 1,3 juta ton merupakan laporan hingga bulan April. Sehingga masih terdapat realisasi kontrak yang belum terukur. Namun untuk angka impor terkini, Rachmat belum bisa menyampaikan data tersebut.

Tapi Rachmat yakin angka akhir pada audit hingga akhir bulan Juni tidak akan terlalu jauh dari target 1,8 juta ton. Pasalnya, libur dan lebaran yang baru saja usai menjadi momentum yang kerap meningkatkan kebutuhan gula industri.

Sebelumnya, Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan Oke Nurwan menyampaikan realisasi impor gula mentah yang sesuai target semester I-2018 bisa menyebabkan adanya revisi pada jumlah izin impor gula mentah pada semester II-2018.

Terkait hal tersebut, Rachmat menyatakan bakal menunggu keputusan dari pihak Kementerian Perdagangan. "Kita kan perlu konfirmasi kembali ke seluruh industri stakeholder dan industri makanan dan minuman untuk samakan angka impor dan stok, baru kita akan bahas apakah akan ada penyesuaian," jelasnya.

Ia meyakini, minat industri untuk mengimpor gula mentah masih besar. Pasalnya kemampuan produksi gula dalam negeri masih belum bisa memenuhi kebutuhan dalam negeri. Oleh karena itu, Rachmat yakin masih ada kesempatan untuk memenuhi kuota impor gula mentah yang sudah disetujui oleh Kemdag.

Untuk tahun 2018, Kemdag telah mengeluarkan izin kuota impor gula mentah sebesar 3,6 juta ton. Keputusan ini berdasarkan penilaian dari Kementerian Perindustrian yang menyatakan kebutuhan gula mentah tahun 2018 naik 6%. Adapun kuota ini dibagi menjadi dua untuk tiap semester.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×