Reporter: Petrus Dabu | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. PT Pertamina (Persero) memperluas cakupan wilayah pemakaian bahan bakar nabati (BBN) jenis biosolar ke berbagai daerah di Indonesia. Bahan bakar yang mengandung campuran (blending) 7,5% biodiesel dan solar itu sudah dijual di 3.457 SPBU yang di Jawa, Bali, dan Sumatera.
Manager Marketing Support Pertamina, Sutiyono mengatakan, mulai Agustus nanti, Pertamina akan menambah cakupan penjualan biosolar itu ke Kalimantan. "Agustus 2012 ini, kita mulai di Kalimantan Barat," ujarnya di Jakarta, Selasa (5/6).
Setelah Kalmintan Barat, pada Januari 2013 nanti, penjualan biosolar merambah Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur. "Tahun 2013 juga, kami mulai menjualnya untuk sebagian Sulawesi," terang Stiyono.
Menurut Sutiyono, semestinya biosolar sudah mulai dijual di seluruh Kalimantan pada Juli nanti. Karena, mulai 1 Juli kendaraan operasional dan alat-alat berat milik perusahaan tambang diwajibkan menggunakan memakai biosolar dengan kandungan 2% dari biodiesel.
Namun, langkah agresif itu tidak bisa dilakukan karena pemasok biodiesel untuk Pertamina masih butuh waktu membangun tempat penyimpanan (storage) biodiesel di Kalimantan. Kendala lain kata dia harga biosolar cenderung lebih mahal dibandingkan solar, karena adanya penambahan biaya-biaya proses blending.
Terkait pengadaan, biodiesel, dia mengatakan setiap tahun Pertamina mengadakan tender. Saat ini tercatat ada delapan perusahaan penyuplai biodiesel ke Pertamina. Kedelapan perusahaan itu adalah: PT Ciliandra Perkasa, PT Darmex Biofuels, PT Eterindo Wahanatama, Tbk, PT Indo Biofules Energy, PT Multikimia Intipelangi, PT Musim Mas, PT Wilmat Bioenergi Indonesia dan PT Wilmar Nabati Indonesia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News