kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45926,73   11,38   1.24%
  • EMAS1.325.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Akibat pagebluk corona, pebisnis harus bisa beradaptasi dengan era new normal


Jumat, 15 Mei 2020 / 05:54 WIB
Akibat pagebluk corona, pebisnis harus bisa beradaptasi dengan era new normal
ILUSTRASI. Petugas menunjukkan hasil negatif pada alat pemeriksaan cepat (rapid test) COVID-19 usai memeriksa salah satu pedagang di kawasan Relokasi Pasar Johar, Semarang, Jawa Tengah, Kamis (14/5/2020). ANTARA FOTO/Aji Styawan/nz


Reporter: Muhammad Julian, Sandy Baskoro, Sugeng Adji Soenarso | Editor: Sandy Baskoro

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pagebluk corona (Covid-19) mengubah lanskap bisnis global, termasuk di Indonesia. Kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) memunculkan konsekuensi bekerja dari rumah atau work form home (WFH).

Hingga kini, otoritas dunia belum menemukan obat maupun vaksin yang mampu meredam virus corona. Oleh karena itu, masyarakat harus menjalani kehidupan baru (new normal) di tengah ancaman virus corona.

Baca Juga: Ini warning Mochtar Riady terkait krisis ekonomi akibat wabah Covid-19

Menghadapi situasi ini, pengusaha harus mengatur strategi agar bisnisnya tetap bertahan tanpa mengorbankan kesehatan karyawan.

Pendiri Grup Lippo, Mochtar Riady mengungkapkan, pandemi corona memaksa masyarakat membiasakan diri hidup dengan teknologi baru.

"Seperti sekarang kita melakukan video seminar. Ini adalah tindakan yang sangat digitalize," ungkap Mochtar saat menjadi pembicara dalam seminar virtual Jakarta Chief Marketing Officer Club bertema Business Wisdom During COVID-19 Era, Kamis (14/5).

Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, misalnya, konsumen sudah harus membiasakan diri membeli barang melalui pasar online atau e-commerce di tengah kebijakan PSBB. Demikian pula dengan sistem pembayaran yang turut mendukung transaksi jual beli online, seperti Gopay, Ovo dan seterusnya.

"Kita juga sudah bertransaksi melalui e-banking. Sebenarnya kita sudah siap. Ini sesuatu hal yang positif bagi bangsa kita," ungkap Mochtar, yang pada 12 Mei lalu merayakan ulang tahun ke-91.

Sementara Auto2000 juga siap menyongsong perubahan pola perilaku konsumen pasca pandemi korona. Diler mobil Toyota tersebut telah memiliki showroom digital bernama Digiroom yang diyakini mampu menjawab kebutuhan otomotif masyarakat di masa mendatang.

Baca Juga: Mochtar Riady: Wabah Covid-19 memaksa kita hidup dalam teknologi baru

CSD & Marcomm Department Head Auto2000, Cahaya Fitri Tantriyani mengatakan, minat masyarakat untuk melakukan transaksi otomotif secara digital sebenarnya sudah muncul dalam tiga tahun terakhir, seiring maraknya penggunaan media sosial dan digitalisasi.

Minat ini kemudian meningkat di masa pandemi seiring adanya kebutuhan untuk menjaga jarak fisik dan sosial demi meminimalkan risiko penularan. Perempuan yang akrab disapa Tantri ini menduga, tren demikian berpotensi berlanjut di masa setelah pandemi berakhir nanti.

“Tentu dengan tidak diketahui pasti kapan pandemi akan berakhir, maka penggunaan digital untuk mempermudah urusan sehari-hari akan berlanjut secara terus menerus dan akhirnya menjadi new normal,” kata dia, kemarin.

Menyikapi kemungkinan tersebut, Auto2000 optimistis Digiroom bisa bersaing di pasar otomotif digital ketika era new normal tiba. Optimisme ini berasal dari tren data pelanggan yang masuk dan tertarik bertransaksi alias leads pada platform digital mereka.

Menurut catatan Tantri, sebelum meluncurkan platform Digiroom, Auto2000 telah mampu menghasilkan leads dengan jumlah rata-rata 5.300 per bulan untuk penjualan, 3.600 untuk workshop dan 11.300 per bulan untuk layanan servis THS Auto2000 Home Service melalui platform digital sebelumnya.

Baca Juga: BMW: Pasar otomotif di AS akan berjalan lambat akibat corona

Tantri belum membeberkan berapa angka rata-rata leads yang dihasilkan pasca peluncuran Digiroom, namun angka ini diharapkan terus meningkat secara konsisten.

Namun tidak semua bisa cepat beradaptasi, misalnya perhotelan yang harus "bersentuhan" dengan pelanggan.

CEO PT Dafam Hotel Management Andhy Irawan mengaku pihaknya terus menjaga model bisnis yang telah dijalani, sekalipun saat ini mulai memasuki periode new normal.

Baca Juga: Potensi ekstrak daun ketepeng badak dan benalu sebagai obat herbal corona (Covid-19)

"Kecuali karyawan yang berbasis IT/e-commerce yang memang menjalankan aktivitas 'seperti' WFH," ujar dia.

Di tengah pandemi korona, Dafam Hotel tetap berupaya menjaga pertumbuhan bisnis. Mereka tetap mengoperasikan hotel kelolaannya, kecuali satu hotel di Lombok. Anak usaha PT Dafam Property Indonesia Tbk (DFAM) ini mengelola sebanyak 23 hotel.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×