kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Akibat wabah korona, pebisnis hotel lempar handuk putih


Rabu, 08 April 2020 / 04:45 WIB
Akibat wabah korona, pebisnis hotel lempar handuk putih


Reporter: Amalia Fitri, Benedicta Prima, Lidya Yuniartha | Editor: Sandy Baskoro

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bisnis perhotelan di Indonesia mulai melempar handuk putih, tanda menyerah, menghadapi pandemi korona (Covid-19). Ribuan hotel terpaksa menutup operasional untuk sementara karena korona menyebabkan tingkat okupansi merosot drastis. Penutupan tersebut bukan hanya untuk penginapan kecil, tapi juga hotel bintang lima.

Salah satunya adalah hotel bintang lima, Le Meridien Bali Jimbaran, yang sudah menutup operasional mulai 1 April tahun ini. PT Ristia Bintang Mahkotasejati Tbk (RBMS) yang memiliki hotel tersebut melalui anak usaha PT Tiara Raya Bali International menyatakan, pembukaan kembali Le Meridien Bali Jimbaran akan terlaksana paling cepat awal Mei 2020.

Mereka akan kembali beroperasi jika virus korona sudah tertangani. Jika jumlah pasien yang terinfeksi Covid-19 terus bertambah, penutupan hotel bisa diperpanjang.

Direktur Utama PT Ristia Bintang Mahkotasejati Tbk, Richard Wiriahardja menjelaskan, penutupan sementara  ini untuk melindungi pegawai hotel dan tamu dari potensi terkena Covid-19, serta menjaga biaya operasional hotel. Sejak wabah korona, okupansi hotel ini terus menyusut.

Tingkat keterisian kamar hotel pada Januari masih berkisar 70%-97%, kemudian di Februari menjadi 52% dan kini tinggal 5%. "Kalau hotel dibuka, kamar yang terisi tamu hanya sekitar 5 sampai 6 kamar. Cost operation jauh lebih tinggi dibandingkan penutupan sementara," kata dia kepada KONTAN, kemarin.

PT Duta Pertiwi Tbk (DUTI) juga resmi menghentikan kegiatan operasional dua hotel mereka mulai Selasa (7/4). Kedua hotel tersebut adalah Hotel Le Grandeur Mangga Dua, dan Hotel Le Grandeur Balikpapan.

Bahkan, penutupan kedua hotel tersebut bersifat permanen. Pasalnya, sebelum ada korona, kinerja dua hotel tadi tidak sesuai harapan dan cenderung melemah sejak 2018. "Untuk mengurangi defisit keuangan, perusahaan melalui entitas anak yaitu PT Sinarwisata dan PT Sinarwisata Permai resmi menghentikan kegiatan operasional hotel," jelas Direktur PT Duta Pertiwi Tbk Handoko Wibowo dalam keterangan tertulis, kemarin.

>> Sebanyak 1.266 hotel di Indonesia tutup, baca halaman berikutnya

Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) mencatat, hingga Senin (6/4) sore, terdapat 1.266 hotel yang tutup akibat Covid-19.

Ketua Umum PHRI Hariyadi Sukamdani mengatakan, angka hotel yang tutup bisa jauh lebih besar dari data yang ada. "Laporan terakhir yang sudah dinyatakan tutup sebanyak 1.266 hotel per kemarin sore. Angka riil lebih banyak, karena data ini hanya berdasarkan mereka yang lapor saja," ungkap dia, Selasa (7/4).

Menurut Hariyadi, penutupan hotel turut berpengaruh pada tenaga kerja. Ada lebih dari 150.000 tenaga kerja yang berpotensi terdampak. "Bila hotel ditutup, karyawan pun diminta cuti tanpa ditanggung perusahaan," kata dia.

Hariyadi juga memperkirakan pembayaran tunjangan hari raya (THR) bagi karyawan hotel terganggu. "Kami selama ini tidak ada masalah THR. Tapi saat ini, bagaimana mau membayar (THR), kalau tidak ada cash inflow,"  kata Hariyadi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×