kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   -2.000   -0,14%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Aksi mogok kerja tak pengaruhi target produksi Sara Lee


Senin, 22 November 2010 / 07:14 WIB
ILUSTRASI. Calo berjualan tiket Asian Games 2018


Reporter: Gloria Haraito |

JAKARTA. Aksi mogok kerja PT Sara Lee Body Care Indonesia Tbk di pabrik Cimanggis tak mempengaruhi target kinerja perusahaan.

"Memang produksi body care sehari kemarin lumpuh, namun kami tetap berupaya melayani pelanggan dan memenuhi target kami," tutur Kusumawardhana kepada KONTAN, Minggu (21/11).

Menurutnya, sampai hari ini perusahaan tak berniat melakukan PHK. Untuk itu, bagi karyawan yang tidak ingin melanjutkan kerja terkait dengan pemindahan pemilik baru, manajemen menyediakan pesangon 2,5 kali lipat dari ketentuan Peraturan Menteri Tenaga Kerja (PMTK). "Kalau merujuk aturan, besarnya pesangon yang wajib disediakan ialah satu kali, namun kami menyediakan 1,5 kali lebih tinggi dari ketentuan," kata dia. Sayang, karyawan yang ingin mundur menuntut pesangon 14 kali dari PMTK. Sementara yang ingin lanjut, menuntut 10 kali PMTK.

Kusumawardhana menegaskan, sistem penggajian setelah pemegang saham baru memegang kendali tidak akan berubah. Untuk menyelesaikan masalah ini, manajemen Sara Lee Body Care sudah menggandeng Dinas Ketenagakerjaan.

Sara Lee Body Care didirikan tahun 1962 dengan nama PT Prodenta Indonesia. Perusahaan yang awalnya berbasis di Surabaya ini dikenal sebagai produsen produk perawatan pribadi. Pada tahun 1985, operasional perusahaan dipindah ke Jakarta dan seluruh saham diambil alih oleh Sara Lee Douwe Egbert NV, anak usaha Sara Lee Corp yang berbasis di Belanda.

Sara Lee Body Care memproduksi berbagai barang konsumer seperti Zwitsal, Sanex, Purol, She, dan Brylcream. Sementara saudaranya, Sara Lee Household memproduksi Kiwi. Sara Lee Household memiliki kapasitas produksi 130 juta item per tahun dengan produksi 47 juta item per tahun. Adapun Sara Lee Body Care memiliki kapasitas produksi 90 juta item dengan produksi 60 juta item per tahun. Kemudian produk yang dihasilkan kedua pabrik ini dipasarkan oleh perusahaan terafiliasi, PT Sara Lee Indonesia Tbk. Tahun 1997, Sara Lee pernah memproduksi roti. Namun krisis moneter bikin Sara Lee berhenti memproduksi roti tahun 2000.

Secara volume, body care memberikan kontribusi 55% persen terhadap total produksi Sara Lee. Sementara secara pendapatan, body care memberikan kontribusi 60%. Sara Lee menargetkan produksi body care bisa tumbuh 8% dan household bisa tumbuh 5% tahun ini. Sampai September lalu, produksi kedua pabrik Sara Lee sudah melampaui target, mencapai 16%. Khusus Zwitsal, sudah tiga tahun ini produksinya tumbuh 36%-37% per tahun. "Hal ini disebabkan peluncuran dua produk kami yakni Zwitsal Natural dan Zwitsal Kids sukses," kata Kusumawardhana.

Sebanyak 25% dari produk body care diekspor. Produk Zwitsal diekspor ke Belanda, Belgia, Yunani, dan Hungaria. Sementara Brylcream diekspor ke Malaysia dan Inggris. Adapun Sanex diekspor ke Malaysia. Untuk produk household, sebanyak 70% diekspor ke 28 negara yang tersebar di Asia Pasifik, Eropa Barat, dan Eropa Timur. "Pabrik Sara Lee di Indonesia merupakan yang ketiga terbesar setelah pabrik kami di Spanyol dan Inggris," pungkas Kusumawardhana.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×