Reporter: Dyah Megasari |
JAKARTA. Adanya aksi spekulasi yang dilakukan pelaku pasar berpengaruh terhadap pergerakan harga Kopi. Di pasar ICE, harga kopi berjangka ditutup menguat. Peningkatan harga juga terjadi pada kakao yang meningkat karena kekhawatiran output dari petani di Pantai Gading.
Harga kontrak benchmark Desember arabika berjangka di ICE naik menjadi US$ 1,6475 per pon. Harga kembali menguat karena aksi spekulasi yang dilakukan pelaku pasar setelah harga pasar menyentuh level terendah intraday di US$1,625. Harga kopi arabika telah turun lebih dari 7% pada Agustus.
Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi Syarul R Sempurnajaya, Senin (3/9) mengatakan di dalam negeri, penurunan produksi kopi berdampak pada realisasi ekspor. Tahun 2011 produksi kopi tercatat 633.900 ton, atau turun sekitar 7% dibandingkan produksi tahun 2010. Tahun ini produksi kopi diperkirakan kembali turun menjadi 600.000 ton.
Pada tahun 2010 jumlah total produksi kopi Indonesia tercatat 684.076 ton. Cuaca ekstrem menjadi salah satu penyebab penurunan produksi kopi. Harga kopi di Bandar Lampung pada 31 Agustus diperdagangkan pada Rp 19.647 kg atau turun Rp 1.076 per kg. Harga kopi mengalami peningkatan Rp 562 atau 2,94% jika dibandingkan dengan perdagangan awal tahun pada Rp 19.085. (Eny Prihtiyani/Kompas.com)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News