Reporter: Asnil Bambani Amri | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. Aktivitas arus barang dan ekspor ikan dari Sumatra Barat (Sumbar) kembali menggeliat. Ekspor produk perikanan dari Tanah Minang Kabau ini sempat terhenti lantaran gempa 7,6 skala richter akhir September silam.
Para eksportir tuna di Sumbar sudah memulai kegiatan bongkar muat ikan tuna di Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Bungus, Teluk Kabung, Padang, kemarin. "Bongkar muat sudah kembali normal, termasuk proses pengolahan ikan sebelum diekspor," kata Soenan H. Poernomo, Kepala Pusat Data dan Statistik Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP).
Sebanyak 16 ton tuna segar dari nelayan tercatat masuk ke pelabuhan kemarin. Sebanyak 13 ton di antaranya langsung diekspor ke Jepang. Pabrik pengolahan ikan juga sudah mulai beroperasi lagi. Salah satunya PT Dempo Andalas Samudera. Pabrik ini sudah memproses 2,9 ton tuna sejak terjadi gempa.
Tuna merupakan produk ekspor andalan baru Sumbar. Provinsi ini adalah daerah ketiga terbesar penghasil tuna di pulau Sumatra, setelah Sumatra Utara, dan Kepulauan Riau. Sumbar menyumbang sekitar 2,93% dari ekspor tuna nasional. Volume ekspor tuna dari daerah ini terus naik. Di 2006, ekspor tuna Sumbar baru sebanyak 123,53 ton. Pada 2007 jumlahnya sudah naik 51,45% menjadi 187,09 ton. Sementara sepanjang 2008 ekspor tuna Sumber naik lagi 66,6% menjadi 291,2 ton.
Tahun ini, pada periode Januari-Juli, jumlah ekspor tuna Sumbar sudah 467 ton. Artinya, realisasi ekspor tuna Sumbar sampai Juli 2009 naik sekitar 60,37% ketimbang ekspor sepanjang 2008. Dari jumlah itu, 309 ton diekspor ke Jepang dan sisanya diekspor ke Amerika Serikat (AS).
Sumbar sendiri baru mulai fokus menggarap ekspor tuna sejak 2008 lalu. Kini Sumbarmelakukan ekspor dengan penerbangan kargo maskapai Cardiq Air yang berangkat langsung dari Bandara Internasional Minangkabau ke Tokyo, Jepang. Dengan cara ini, kualitas tuna bisa terjaga.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News