Reporter: Ragil Nugroho |
JAKARTA. Persaingan bisnis penerbangan dalam negeri bakal kian seru. AirAsia Berhard lewat anak usaha AirAsia Investment Ltd bersama PT Fersindo Nusaperkasa, kemarin, mengakuisisi seluruh saham PT Metro Batavia Group (Batavia Air) dengan nilai US$ 80 juta. Dengan kurs Rp 9.400 per dollar Amerika Serikat, nilai akuisisi ini setara Rp 7,52 triliun.
Rencananya, dalam waktu satu tahun ke depan, Air Asia Indonesia dan Batavia Air bakal melebur menjadi satu entitas bisnis anyar. Namun kedua airlines tersebut masih mengkaji bentuk penggabungan bisnis yang tepat.
Tony Fernandes, Chief Executive Officer AirAsia Berhard mengatakan, langkah Air Asia ini adalah untuk memperluas pasarnya di Indonesia. Meski jago di jalur internasional, pangsa pasar AirAsia di Indonesia masih relatif kecil.
Tahun lalu, AirAsia Indonesia baru menguasai 15% pasar penerbangan di Indonesia dengan keberhasilan mengangkut 1,3 juta penumpang domestik. "Kami ingin menguasai rute domestik," ujar Tony usai pengambilalihan saham Metro Batavia kemarin.
Presiden Direktur PT Fersindo Nusaperkasa Darmadi menambahkan, lewat akuisisi ini, Air Asia Indonesia memasang target bisa menguasai pasar penerbangan domestik 20% hingga akhir tahun ini.
Target ini bakal tercapai. Pasalnya, Batavia Air sendiri berhasil mengangkut 6,7 juta penumpang domestik di 2011. Tahun ini, Batavia memasang target mengangkut 8 juta penumpang. Adapun AirAsia yakin mampu mengangkut 6 juta penumpang. Penggabungan dua maskapai ini ditargetkan bisa mengangkut 14 juta penumpang di tahun ini.
Gabungan kedua maskapai ini dipastikan juga bakal menggelembungkan jumlah pesawat menjadi 54 pesawat. Sebanyak 33 pesawat dari Batavia Air. Penggabungan juga akan melengkapi lini bisnis mereka, yakni layanan medium yang biasa dijalani Batavia dan layanan berbiaya rendah oleh AirAsia.
Bukan mustahil, akuisisi ini bisa menggeser posisi PT Garuda Indonesia Tbk sebagai salah satu penguasa maskapai di Indonesia (lihat tabel). Memiliki 94 pesawat, kepakan sayap Garuda mengangkut 13,7 juta penumpang di 2011.
Direktur Utama Garuda Indonesia Emirsyah Satar menilai aksi korporasi ini menunjukkan potensi bisnis penerbangan di Indonesia terbuka lebar, baik untuk layanan penerbangan murah atau layanan penuh. Tahun lalu saja, jumlah penumpang pesawat di Indonesia mencapai 60 juta orang. Saban tahun, jumlah penumpang diperkirakan tumbuh berkisar 15%. n
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News