kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   -2.000   -0,13%
  • USD/IDR 15.869   11,00   0,07%
  • IDX 7.316   120,35   1,67%
  • KOMPAS100 1.124   19,39   1,76%
  • LQ45 895   17,79   2,03%
  • ISSI 223   2,32   1,05%
  • IDX30 458   9,34   2,08%
  • IDXHIDIV20 552   12,00   2,22%
  • IDX80 129   2,02   1,59%
  • IDXV30 137   2,14   1,59%
  • IDXQ30 152   3,36   2,26%

Alami Pengurangan Kuota Gas Industri, Kinerja Industri Kaca Dipastikan Menurun


Selasa, 27 Agustus 2024 / 19:15 WIB
Alami Pengurangan Kuota Gas Industri, Kinerja Industri Kaca Dipastikan Menurun
ILUSTRASI. Pekerja melakukan tahap pengemasan botol kaca di PT Kangar Consolidated Indonesia (KCI) di Jakarta, Rabu (8/2). AKLP sebut industri kaca tengah mengalami pengurangan kuota gas bumi dengan Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT).


Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Kaca Lembaran dan Pengaman Indonesia (AKLP) mengatakan industri kaca saat ini tengah mengalami pengurangan kuota gas bumi dengan Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT).

Menurut ketua AKLP, Yustinus Gunawan mengatakan pengurangan kuota gas HGBT di industrinya sama seperti pengurangan yang terjadi terhadap industri keramik.

"Pengurangan kuota gas HGBT USD 6,5/MMBTU terhadap industri kaca lembaran adalah sama seperti pengurangan terhadap industri keramik," ungkap Yustinus saat dihubungi Kontan, Selasa (27/08).

Untuk diketahui, Ketua Umum Asosiasi Keramik Indonesia (Asaki) Edy Suyanto sebelumnya mengatakan industri keramik mengalami pengurangan kuota gas bumi HGBT menjadi 50%. Padahal di Februari 2024, Perusahaan Gas Negara (PGN) memberlakukan kuota pemakaian gas alias Alokasi Gas Industri Tertentu (AGIT) dengan kisaran 60% sampai 70%.

Baca Juga: Kementerian ESDM Sebut Ada Kenaikan kuota Subsidi LPG 3 Kg dan Subsidi Listrik

Edy juga mengatakan pengurangan kuota ini sudah diberitahukan oleh PGN kepada para anggota Asaki melalui surat pemberitahuan resmi.

"Khusus untuk gangguan gas mulai pertengahan bulan Agustus sampai akhir Agustus ini dengan pembatasan pemanfaatan gas berkisar di 50%. Anggota Asaki sudah mendapatkan surat pemberitahuan dari PGN," katanya saat dihubungi Kontan, Selasa (27/08).

Kembali ke nasib industri kaca lembaran, Yustinus bilang hal ini akan berdampak pada kinerja industri kaca lembaran pasti akan menurun.

"Karena pengurangan kuota HGBT akan menaikkan biaya produksi yang pasti akan mengurangi daya saing, yang identik dengan pengurangan order penjualan," katanya.

Meski biaya produksi naik, disisi lain sebagai produsen, Yustinus bilang pihaknya juga tidak akan serta-merta menaikan harga produk jadi karena akan memancing masuknya barang impor.

"Sangat kecil peluang kami untuk menaikkan harga produk karena ini akan memancing impor. Apalagi di tengah perkonomian global yang suram sehingga manufaktur akan berusaha pertahankan produksi dan penjualan. Meski berpotensi menggerus keuntungan atau sangat mungkin merugi," tambahnya.

Oleh karena itu, dia mengharapkan penyerapan HGBT tahun ini bisa meningkat atau setidaknya di angka 70%. Karena jika persentase kuota HGBT rendah, maka perusahaan harus merogoh kocek besar untuk menutupi pembelian gas.

"Kekurangan HGBT terpaksa dibeli oleh industri dengan harga sangat tinggi. Karena penyalur gas menggunakan Liquefied Natural Gas (LNG) yang diregasifikasi butuh biaya tinggi untuk menambah kekurangan kuota tadi," tutupnya. 

Baca Juga: Menteri ESDM Optimistis Target Gas Bumi dalam RAPBN 2025 Bisa Tercapai

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×